Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto mengatakan, flight plan atau rencana penerbangan yang diajukan sejam sebelum keberangkatan ke air traffic services bisa menjadi salah satu cara mencari lokasi pesawat Aviastar tujuan Masamba-Makassar yang hilang kontak pada pukul 14.33 Wita, Jumat.
"Karena enggak ada informasi lain kita cari dengan flight plan untuk menentukan lokasi," kata Suryanto di kantor Aviastar, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Flight plan biasanya berisi, bandar udara keberangkatan, bandar udara tujuan, registrasi pesawat, nama pilot, warna pesawat, perlengkapan pesawat dan lainnya.
Ia menuturkan, pesawat tersebut memang dilengkapi Emergency Locater Transmitter (ELT) yang berfungsi sebagai pemancar sinyal radio agar lokasinya diketahui. Tetapi hingga kini, pihaknya belum mendapatkan informasi apa-apa mengenai keberadaan pesawat tersebut.
"Kalau impact-nya keras ya alat itu (ELT) akan rusak. Enggak akan berfungsi. Karena alat itu tidak didesain untuk tahan benturan keras. Bisa hancur," tutur Suryanto.
Selain flight plan sebagai cara mengetahui lokasi pesawat, informasi dari ATC mengenai komunikasi terakhir atau kondisi cuaca dan arah angin bisa menjadi pertimbangan titik lokasi.
Baca Juga
16 Februari 1998: Petaka Pesawat China Airlines Jatuh Timpa Rumah Warga dekat Bandara Taiwan, 205 Orang Tewas
Pesawat Jet Tempur Militer AS Jatuh di Lepas Pantai San Diego, 2 Pilot Selamat Meski Terpental
Puing Pesawat AS yang Hilang di Alaska Ditemukan Bersama 3 Jasad, Bagaimana Nasib 7 Orang Lainnya?
"Semua data yang bisa dipakai untuk memperkirakan kita sudah dapat dari Aviastar. Mereka kooperatif," sambung dia.
Untuk membantu Basarnas mencari lokasi, maka KNKT akan mengirimkan timnya ke Makassar hari ini.
"Yang paling penting saat ini adalah menentukan lokasi pesawat. Mudah-mudahan bisa dilakukan rescue secepatnya. Itu yang kita kerjakan di KNKT. Sekarang saya mau ke Basarnas untuk mendiskusikan lokasi," pungkas Suryanto. (Ron/Nda)
Advertisement