Liputan6.com, Manila - Sebuah pesawat kecil jatuh di Filipina selatan pada hari Kamis (6 Februari 2025). Pesawat jatuh yang menewaskan empat orang di dalamnya itu merupakan milik militer Amerika, hal itu dikonfirmasi kedutaan besar Amerika Serikat (AS) tanpa perincian lebih lanjut.
Militer Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat merilis informasi tentang kecelakaan pesawat di Pulau Mindanao karena masalah tersebut dirahasiakan dan penyelidikan masih berlangsung.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip laporan AFP, Jumat (7/11/2025), disebutkan bahwa sejumlah kecil pasukan Amerika memang ditempatkan dalam penempatan rotasi jangka pendek di Filipina, tempat militer AS telah membantu memberikan intelijen kepada pasukan yang memerangi militan yang terkait dengan kelompok ISIS yang masih aktif di Mindanao.
Komando Indo-Pasifik AS di Hawaii tidak segera menanggapi pertanyaan.
Salah satu anggota tim penyelamat, Rhea Martin mengatakan kepada bahwa timnya telah menemukan empat jasad di lokasi kecelakaan.
"Jasad-jasad itu ditemukan di dekat pesawat," kata Rhea Martin kepada AFP, seraya menambahkan: "Pesawat itu terbelah menjadi dua."
Juru bicara polisi regional Jopy Ventura mengatakan kepada AFP bahwa petugas belum menentukan penyebab jatuhnya pesawat jenis fixed-wing aircraft di sebuah pertanian dekat municipality atau kotamadya Ampatuan.
Tidak satu pun dari keempat korban yang diketahui sejauh ini telah diidentifikasi, kata Jopy Ventura, seraya menambahkan bahwa polisi dan tentara telah dikerahkan ke lokasi untuk mencegah potensi perusakan barang bukti.
Adapun nomor ekor pesawat, yang diidentifikasi oleh polisi regional Filipina sebagai N349CA, didaftarkan atas nama firma pertahanan Metrea. Menurut situs pelacakan penerbangan FlightAware, pesawat tersebut diidentifikasi sebagai Beechcraft Super King Air B300.
Situs web Metrea menggambarkan perusahaan tersebut sebagai "penyedia layanan terkemuka bagi mitra keamanan nasional di berbagai domain dan lebih dari selusin area misi".