Pakai Batik, Menteri Perubahan Iklim Selandia Baru Temui Wapres

Selandia Baru memiliki pengalaman mengatasi kebakaran dan bencana asap di Australia dan Amerika Serikat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 23 Okt 2015, 16:26 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2015, 16:26 WIB
20151023-Selandia Baru-Kabut Asap-Wapres JK-Jakarta
Wapres Jusuf Kalla (JK) saat menemui Menteri Perdagangan dan Perubahan Iklim Selandia Baru Tim Groser‎, Jakarta, Jumat (23/10/2015). (Liputan6.com/Silvanus Alvin)

Liputan6.com, Jakarta - Ada penampakan yang tidak biasa. Beberapa warga negara asing masuk ke ruang kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK. Tidak memakai jas, tidak pula memakai kemeja berdasi, melainkan batik.

Rupanya pria warga negara asing tersebut adalah Menteri Perdagangan dan Perubahan Iklim Selandia Baru Tim Groser‎. Groser merupakan menteri dari luar negeri, yang perdana memakai batik. Ini menjadi perhatian khusus JK.

"Tadi Pak JK juga notice, mereka menyadari kenapa pakai batik itu? Karena JK yang mensponsori utama menurunkan suhu AC. Jadi (Groser) tidak usah pakai jas, pakai batik saja," kata Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi, di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Sofyan mengatakan, alasan Groser memakai batik karena suka dengan corak dan warna-warni pakaian tersebut. Groser kagum dengan perkembangan batik saat ini.

"‎Dulu pernah 20 tahun lalu menjadi Duta Besar untuk Indonesia. Jadi dia tadi juga sempat bilang, kalau sekarang ini Indonesia hebat sekali, baju batiknya warna warni begitu sekarang. Kalau dulu kan ke Jawa hanya ada cokelat saja. Jadi dia ingin pakai batik," jelas dia.

‎Dalam pertemuan tersebut, Sofyan mengatakan, Groser menawarkan bantuan penanggulangan kabut asap. Selandia Baru memiliki pengalaman mengatasi kebakaran dan bencana asap di Australia dan Amerika Serikat. Namun, belum ada kesepakatan konkret antara dua negara.

"‎Mengenai pertanian juga dibahas. Mereka kan banyak juga, membantu teknologi kita juga, mereka melihat Indonesia memiliki banyak air, tapi bagaimana itu bisa dimanfaatkan dengan peningkatan infrastruktur agar produksi pertanian kita bertambah," tandas Sofyan. (Rmn/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya