Liputan6.com, Jakarta - Serangkaian serangan teror menghentakkan dunia. Jumat 13 November 2015 malam, Paris diteror sekelompok orang. Tak hanya satu, ada 7 serangan di 6 lokasi pada hari itu.
Akibatnya mengerikan. Sebanyak 129 orang meninggal dunia menurut data otoritas Prancis.
Kepolisian Republik Indonesia memperketat pengamanan agar kejadian serupa tidak terulang di Tanah Air.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, polisi tengah meningkatkan pengamanan di sejumlah lokasi ataupun wilayah yang dianggap rawan teror. Polri juga menyebar personel 'siluman' untuk deteksi dini teror.
Menurut dia, sejumlah tempat yang ditingkatkan pengamanannya antara lain kantor kedutaan dan bandara.
"Kita sedang peningkatan upaya-upaya pengamanan dan upaya deteksi dini. Di kantor-kantor kedutaan itu punya resiko cukup tinggi. Fasum dan tempat hiburan dan pusat perbelanjaan juga bandara itu juga. Pengamanan kita lakukan secara terbuka dan tertutup. Ya tertutup tidak perlu kita jelaskan," kata Badrodin di Ancol, Jakarta Utara, Senin (16/11/2015).
Baca Juga
Khusus untuk mengantisipasi ancaman teror yang datang dari jaringan terorisme internasional, Kepolisian berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Angkasa Pura serta Kementerian Perhubungan untuk melakukan screaning ketat di pintu masuk wilayah Indonesia.
"Ada peningkatan penjagaan. Kita sudah koordinasi dengan menko dan angkasa pura dan menhub untuk screaning ketat. Kita harus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Karena ini jaringan pelaku (teror di Paris) hampir ada itu di seluruh bagian negara," tutur Badrodin. (Bob/Mut)