Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, kegiatan simposium kebangsaan yang digelar lembaga yang dipimpinnya merupakan refleksi akhir tahun, sekaligus sebagai momentum mengevaluasi janji-janji kebangsaan yang belum tuntas.
"Refleksi ini menjadi penting untuk diselenggarakan bersama sebagai ikhtiar mempererat persatuan dan kesatuan dalam upaya untuk mewujudkan banyaknya janji kebangsaan yang belum tuntas," ujar Zulkifli di Gedung Nusantara IV, Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Menurut Zulkifli, setelah belasan tahun Indonesia hidup dalam era reformasi, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan refleksi secara jujur dan pikiran jernih.
Baca Juga
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyarankan, agar masyarakat juga tetap waspada dalam capaian yang positif di alam demokrasi saat ini, karena capaian saat ini adalah tahap awal dalam proses konsolidasi demokrasi.
"Konsolidasi demokrasi sebagai wujud untuk menghadapi berbagai kendala dalam demokrasi seperti masalah etik, meritokrasi hingga politik padat modal yang menyebabkan proses politik berbiaya tinggi," jelas Zulkifli.
Diakui dia, meski ada perkembangan demokrasi namun pada kenyataannya masih ada kelemahan. Hal demikian, menurut Zulkifli harus diperkuat dengan pendalaman prinsip-prinsip kebangsaan serta perlunya inisiatif menata ulang sistem ketatanegaraan.
"Revitalisasi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta NKRI, juga perlunya untuk meninjau sistem ketatanegaraan pasca reformasi apakah sudah sesuai dengan kebutuhan rakyat atau belum," pungkas Zulkifli.
setelah belasan tahun Indonesia hidup dalam era reformasi, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan refleksi secara jujur dan pikiran jernih.
Advertisement