KPK Diminta Awasi Pengadaan Buku di Kemendikbud

Selama ini, KPK dinilai fokus membidik' anggota DPR dan politisi. Padahal sisi eksekutif dan yudikatif juga banyak melakukan korupsi.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 20 Des 2015, 03:58 WIB
Diterbitkan 20 Des 2015, 03:58 WIB
20150822-Gedung-KPK
Gedung KPK (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latifa meminta Pimpinan KPK yang baru saja terpilih mengawasi lembaga eksekutif yang dinilainya rawan terjadi praktik korupsi.

Ria mencontohkan, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selama ini ‎disinyalir terjadi praktik korupsi khususnya dalam pengadaan buku.

"Kementerian pendidikan itu banyak (terjadi dugaan korupsi), dari atas sampai bawah. Soal pengadaan buku, coba Pak Saut itu dicek. Apa sampai bawah. Tiap tahun itu buku ganti terus. Kalau perlu ada materi pencegahan korupsi dalam pelajaran, termasuk juga di dunia perkantoran,‎" kata Ria dalam diskusi bertajut 'KPK Jilid IV' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2015).

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, selama ini lembaga antirasuah tersebut berfokus untuk 'membidik' anggota DPR dan politisi. Padahal dari sisi eksekutif maupun yudikatif juga banyak yang melakukan korupsi.

"Fokusnya DPR atau ketum partai karena isunya seksi. Coba itu misalnya dari ekesekutif, yudikatif juga dihajar. Jangan hanya hajar yang seksi untuk pemberitaan," ujar dia.

Namun demikian, Ria mengimbau‎ publik tidak memandang sebelah mata terhadap pimpinan KPK yang dipilih DPR tersebut.‎ "Jangan underestimate dulu, tapi biarkan mereka menunjukkan kerjanya. Tidak perlu lah dikasih jangka waktu 100 hari, yang penting bisa nggak sesuai komitmennya," imbau dia.

Selain itu, Ria berpesan agar pencegahan dan penindakan dalam kasus korupsi harus sejalan. Sebab menurut Ria, jika KPK hanya mengedepankan salah satunya saja maka pemberantasan korupsi tidak akan maksimal.

"Bicara pencegahan atau penindakan, harus stimultan, harus sama-sama. Kalau cuma pencegahan itu akan dilupakan orang, kalau cuma bicara penindakan saja, ngejarnya legislatif terus, nanti KPK nyungsep. Eksekutif korupnya juga banyak," papar dia.

Masih kata Ria, yang selama ini sering tidak dilakukan oleh KPK ia terjalinnya komunikasi yang baik dengan lembaga penegak hukum lainnya. Untuk itu, ia berpesan agar KPK terus menjalin kerja sama yang baik dengan semua mitranya.

"Pak Saut, budayakan agar KPK sinergi dengan Polri dan Kejaksaan. Budaya malu dibudayakan, sampai anak-anak sekolah. Lalu jangan anggap KPK punya sendiri. harus collective collegial, jangan banci kamera. Lihat kamera langsung hap. Jaga perilaku, jangan aneh-aneh, jangan lagi itu Pak Saut (di KPK muncul skandal) ada foto-foto porno," tandas Ria.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya