Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2015 tinggal hitungan hari. Sebagaimana perjalanan roda pemerintahan, ada beberapa pencapaian pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Meski 2015 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan, mulai dari perlambatan ekonomi dunia, turunnya harga komoditas, kebakaran hutan dan lahan gambut, serta merosotnya nilai tukar rupiah, ada beberapa hal positif yang dicapai sebagai fondasi untuk dilanjutkan kembali di tahun 2016.
"Kita (Indonesia) telah membangun fondasi yang baik, fondasi yang kuat dalam politik anggaran. Kita juga telah mengalihkan subsidi BBM untuk program-program yang langsung bagi rakyat," ucap Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (23/12/2015) malam.
Di bidang infrastruktur, menurut Jokowi, beberapa pencapaian yang sudah dijalankan, yaitu percepatan pembangunan jalan tol, jalur kereta api, bandara, dan pelabuhan. Perubahan haluan tentang pembangunan merata di seluruh Indonesia dan bukan hanya di Jawa pun terlihat dengan pembangunan di daerah terluar dan daerah tertinggal.
"Kita juga telah mengubah haluan membangun sebuah Indonesia sentris, bukan Jawa sentris. Membangun daerah terluar, membangun dimulai dari daerah terdepan dan tertinggal," beber Jokowi.
Baca Juga
Dalam Sidang Kabinet Paripurna tersebut, Jokowi memerintahkan seluruh menteri, kepala lembaga pemerintah nonkementerian, TNI, dan Polri untuk memberi perhatian lebih kepada beberapa hal yang harus dilakukan di tahun 2016.
Yang pertama adalah masalah anggaran 2016 yang telah didelegasikan kepada rakyat harus terus dikawal agar berjalan secara efektif. Di Tahun 2016, pemerintah meningkatkan anggaran pendidikan hingga 25,5 persen, anggaran infrastruktur meningkat 76,2 persen, dan anggaran untuk kesehatan meningkat 75,4 persen. Presiden memerintahkan agar anggaran itu direalisasikan pada awal tahun untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
"Sekali lagi saya minta para menteri terutama yang mendapatkan alokasi dana besar dari APBN harus mempercepat penyerapan anggaran di awal 2016 untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berada pada kondisi yang perlu kita dorong lagi agar 2016 sesuai dengan rencana, kita naikkan menjadi 5,3 persen," beber Jokowi.
5 Indikator Penting
Hal kedua yang menjadi perhatian Presiden adalah bahwa dalam bekerja pemerintah harus tetap fokus pada 5 indikator penting, pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan mengatasi pengangguran, dan masalah kesenjangan atau ketimpangan ekonomi.
Hal penting berikutnya yang harus diperhatikan, imbuh Jokowi, adalah semakin dekatnya era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang hanya tinggal menghitung hari. Untuk hal ini Presiden khusus memerintahkan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno untuk memperkuat daya saing industri nasional baik di BUMN maupun swasta, meningkatkan kualitas UMKM dan mendorong ekspor.
"Yang kurang diperbaiki, belum baik diperbaiki, belum efisien diefisienkan, yang belum mempunyai daya saing diinjeksi agar mempunyai daya saing yang baik," papar Jokowi.
Hal terakhir yang menjadi perhatian Presiden adalah masalah kemiskinan yang saat ini rationya meningkat di angka 0,41 persen. Presiden mengatakan bahwa hal ini menjadi perhatian global. Sesuai dengan kerangka pembangunan SDGs (Sustainable Development Goals). Terlebih, Indonesia terlibat dalam perumusan tujuan, target, dan indikator pelaksanaannya.
Presiden juga melihat konsep Nawacita dan prioritas pembangunan nasional sudah sejalan dengan komitmen tujuan pembangunan yang berkelanjutan tersebut. "Yang perlu kita lakukan adalah menjalankan prioritas nasional secara baik dan efektif."
Meski pun telah ada beberapa pencapaian di tahun 2015, Presiden tetap ingin di tahun 2016 akan lebih baik lagi.
"Dengan fondasi itu saya ingin agar 2016 kita (Indonesia) bisa melangkah lari lebih cepat lagi, bekerja lebih keras lagi, karena tantangan 2016 tidak kalah beratnya dengan 2015", tutup Presiden Jokowi.