Liputan6.com, Jakarta - Guna mengantisipasi arus balik liburan tahun baru 2016, Polda Metro Jaya menerjunkan 1.810 personel untuk mengurai kemacetan menuju Jakarta. Pengamanan arus balik ini berlangsung 2-3 Januari 2015, yang diprediksikan sebagai puncak arus balik.
Arus balik ini diperkirakan lebih ramai daripada arus balik liburan Natal 2015. Sebab, masih banyak warga yang berlibur sebelum Natal belum kembali ke Jakarta.
"Jalur arteri Karawang-Bekasi melalui Kedungwaringin, nanti di situ sudah disiapkan pos-pos pengamanan. Termasuk di perempatan-perempatan untuk prioritas arus balik," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian usai apel pengamanan arus balik di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (2/1/2015).
Selain itu, kata Tito, pihaknya telah menggandeng PT Jasa Marga agar melakukan sejumlah inovasi untuk mengurai kemacetan di dalam tol. Di antaranya dengan mempermudah transaksi pembayaran di gardu-gardu tol.
"Jasa Marga sudah berjanji untuk menambah 1 gardu. Kemudian menambah petugas mengejar bola, sehingga terjadi pembayaran secara manual dengan petugas yang datang. Juga mengefektifkan GTO," papar dia.
Jika lonjakan volume kendaraan terlalu besar, maka polisi akan menerapkan sistem contra flow. Sebagian jalur tol dari Jakarta menuju Cikampek, akan digunakan untuk kendaraan ke arah sebaliknya.
"Arusnya bisa dipakai yang (jalur) Jakarta-Cikampek, sebagian diperkecil untuk jatahnya kendaraan dari Cikampek ke Jakarta," terang Tito.
Polisi, kata dia, juga telah mengantisipasi penyebab kemacetan lainnya. Seperti kendaraan yang berhenti di bahu jalan hingga antrean menuju rest area. Pihaknya telah menempatkan sejumlah personel di beberapa titik untuk melakukan patroli di dalam tol.
Baca Juga
"Mungkin banyak masyarakat yang parkir di bahu jalan yang mau istirahat, mau makan dan lain-lain atau ke rest area, ini faktor lain (kemacetan). Tentu itu kita sudah tempatkan petugas dan bergerak baik dengan jalan kaki maupun roda 2 dan roda 4," papar dia.
Larangan Kendaraan Besar
Langkah antisipasi kemacetan lainnya saat arus balik, yakni melarang kendaraan besar beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hanya truk pengangkut BBM dan sembako yang diizinkan beroperasi.
"Waktu itu saya mengimbau kepada teman-teman dari Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Organda, agar berbesar hatilah untuk masyarakat. Karena tanggal 2 dan 3 ini berimbas pada masyarakat kendaraan pribadi yang ke Jakarta," ucap Tito.
Pengamanan juga dilakukan di beberapa tol dalam kota. Petugas ditempatkan di beberapa pintu keluar dan lampu merah persimpangan jalan. Hal itu untuk mengurai kemacetan kendaraan yang hendak keluar dari dalam tol.
"Prioritasnya adalah menguras kendaraan di jalan tol, kalau ini semua terkuras, terpecah-pecah ke tempat masing-masing, maka otomatis di dalam kota tolnya akan lancar. Kalau ini lancar, maka arus dari tol luar kota juga lancar. Nah, itu strategi kita," pungkas Tito.