Begini Kaitan Kelompok Teror Malang dengan Bom Thamrin

Enam teroris ini mendanai aksi teror mereka dari pencurian kendaraan bermotor.

oleh Andrie Harianto diperbarui 22 Feb 2016, 07:05 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2016, 07:05 WIB
Densus 88 Antiteror Polri
Densus 88 Antiteror Polri menggeledah rumah kos di‎ Dusun Gerdu, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2015). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian meyakini enam teroris yang ditangkap Densus 88/Antiteror di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terkait dengan peristiwa Bom Thamrin awal Januari lalu. Bagaimana tali-temali kelompok tersebut?

Salah satu perwira menengah Polri yang memimpin langsung penangkapan di Malang menjelaskan, penangkapan di Malang, Jumat 19 Februari 2016, adalah bagian dari rangkaian pengungkapan sebelumnya di Cikampek dan Cirebon pasca-peristiwa Thamrin.

Kaitan ini terlihat dari salah seorang tokoh di antara 5-6 orang yang ditangkap yang selalu bersama tersangka Muhammad Ali (tewas) sebelum peristiwa penyerangan Pos Polisi di perempatan Jl Thamrin-Tanah Abang. Dia adalah Nazarudin Mochtar alias Abu Gar.

"Dia ini adalah orang yang selalu bersama-sama dengan Muhammad Ali. Mereka ke mana-mana selalu bersama, seperti ke Nusakambangan 2015 lalu," ujar sumber tersebut yang minta namanya dirahasiakan, saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu 22 Februari 2016.

Tujuan mereka ke Nusakambangan adalah untuk bertemu dengan narapidana terorisme, seperti Aman Abdurrahman, Abu Bakar Baasyir, dan Iwan Dharmawan alias Rois -napi terorisme bom Kedutaan Besar Australia September 2004.

"Dia sering ke Jakarta. Kalau di Jakarta, Muhammad Ali-lah yang menampungnya," ujar sumber tersebut.

Pertemuan antara Abu Gar dan narapidana teroris itu adalah untuk melaksanakan teror atau yang mereka sebut dengan amaliyah. Mereka menamakan sel mereka dengan Jamaah Ansharud Daulah yang berbaiat kepada pimpinan ISIS al Baghdadi.

"November 2015, dia mendapat perintah dari Aman untuk melakukan amaliyah persis seperti di Paris. Karena, kalau mereka berjuang ke Suriah tentu tidak bisa. Pertama faktor keamanan dan kedua ekonomi. Maka dari itu dirancang seperti itu," beber perwira polisi tersebut.

Kapolres Malang Ajun Komisaris Besar Yudho Nugroho tidak menampik bila lima teroris yang ditangkap di wilayahnya terkait dengan Bom Thamrin.

"Informasinya masih terkait dengan itu (tragedi bom Thamrin). Tapi sekarang, tunggu kami selesai bekerja dulu," kata Kapolres Malang, AKBP Yudho Nugroho di Malang, Sabtu 20 Februari 2016.

Mereka yang ditangkap adalah Nazarudin Muhtar alias Abu Gar (44), Ahmad Ridho alias Toha (39), Romlan alias Romli (43), Rudi Hadianto (37), dan Handoko (30). Sementara Aidin adalah residivis kasus pencurian bermotor yang kembali beraksi untuk mendanai aksi terorisme.

Sosok Abu Gar

Abu Gar adalah seorang mantan napi terorisme. Kegiatan militernya dia dapat di Moro, Filipina Selatan. Nama Abu Gar juga muncul dalam konflik berdarah di timur Indonesia, Ambon dan Poso.

Abu Gar terlibat dalam penyerangan Pos Brimob di Loki, Seram Bagian Barat (SBB) Mei 2005 dan penyerangan sebuah kampung di Pulau Buru pada 2004.

Meski Abu Gar dinyatakan tidak terlibat langsung dalam kedua insiden berdarah itu, dia tetap divonis 9 tahun penjara. Hukuman ini setahun lebih ringan ketimbang tuntutan Jaksa Penuntut Umum.

Saat ini, keenam terduga teroris tersebut diboyong ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pengembangan penyelidikan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya