Liputan6.com, Jakarta Menara Syahbandar yang berada di Jalan Pasar Ikan Raya, Jakarta Utara, kini disebut sebagai menara miring. Miringnya menara tersebut tak serta merta terjadi begitu saja.
Menara yang didirikan pada 1893 itu mengalami kemiringan sekitar lima derajat ke arah selatan. Kemiringan ini diduga terjadi lantaran fondasi bangunan ambles karena tanah yang menopangnya mengalami penurunan.
Advertisement
Ahli Geodesi Institut Teknologi Bandung Hasanuddin Z Abidin tak menampik anggapan tanah Jakarta ambles. Hasanuddin menerangkan, tanah di wilayah Jakarta Utara, banyak mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi bahkan sejak 1974.
“Kalau di Jakarta itu penurunan tanah paling besar terjadi di bagian utara dan barat,” kata Hasanuddin kepada Liputan6.com, Senin 14 Maret 2016.
Hasanuddin menjelaskan, daerah Pasar Ikan, yang merupakan wilayah tempat Menara Syahbandar berdiri, merupakan daerah yang paling besar mengalami penurunan tanah. Besaran penurunannya mencapai 10 sentimeter per tahun. “Pasar ikan lebih parah. Ada yang lebih dari 10,” jelas dia.
Selengkapnya baca di Journal: Tanah Ambles Ibu Kota