Kendala Penyelidikan Ledakan Chamber di RS Mintohardjo

TNI AL tak ingin sesumbar mengenai perkembangan penyelidikan karena perlu analisa untuk menyimpulkan penyebabnya.

oleh Audrey Santoso diperbarui 05 Apr 2016, 15:56 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2016, 15:56 WIB
20160314-RSAL Mintohardjo
RS Mintohardjo, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebab kebakaran salah satu Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) atau chamber di RS Angkatan Laut (AL) Mintohardjo masih menjadi misteri. Kendala penyelidikan diakui lantaran objek forensiknya, chamber merupakan benda tak umum. Tak semua pihak memahami cara mengoperasinya.

"Chamber itu kan bukan barang umum. Tidak semua rumah sakit punya, jadi biarkan tim bekerja menyelidiki sampai tuntas. Kendala peyelidikan karena itu bukan barang umum," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Kolonel Edi Sucipto kepada Liputan6.com di Markas Komando Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).

Edi menjelaskan, pihak TNI AL tak ingin sesumbar mengenai perkembangan penyelidikan karena perlu analisa untuk menyimpulkan penyebabnya. Namun bagi dia, chamber merupakan alat yang sangat aman untuk digunakan pasien sejak tahun 1990. 

"Dugaannya (penyebab kebakaran) apa, itu kita serahkan ke penyidik. Saya enggak berani bicara sampai ke situ. Jadi untuk mengambil kesimpulan (penyebab kebakaran) perlu banyak pertimbangan. Mulai tahun 90'an, chamber sudah sangat aman sekali dan TNI AL sudah pakai ini sejak tahun 60'an," terang Edi.

Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lama di RS AL Mintohardjo, Jakarta Pusat, terbakar. Kejadian tersebut mengakibatkan 4 orang meninggal dunia.

Menurut Kadispenal Laksamana Muda Muhammad Zainuddin, peristiwa itu terjadi pada pukul 13.00 WIB. Saat itu, RS sedang melakukan terapi yang dimulai pada pukul 11.30 WIB dengan tekanan 2,4 atmosfir.

"Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB, ketika tekanan baru mulai dikurangi menuju 1 atamosfir, pada pukul 13.10 WIB terlihat percikan api di dalam chamber," ucap Zainuddin saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin 14 Maret 2016.

Dia menambahkan, mengetahui kondisi itu, operator chamber dengan cepat membuka system fire, tapi api dalam chamber secara cepat langsung membesar dan tekanan dalam chamber naik dengan cepat. Akibatnya safety valve terbuka dan menimbulkan ledakan.

"Beberapa saat kemudian api mulai padam, tapi korban tidak dapat diselamatkan," ucap Zainuddin.

Korban meninggal tersebut adalah Irjen Pol Purnawirawan Abubakar Nataprawira (65), Edi Suwandi, dr Dimas (28), dan Sulistyo (54).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya