Ketika 'Roh' Nuri Korban Mutilasi Merasuki Warga

'Roh Nuri' mengungkap identitas Nuri sehari setelah jasad korban ditemukan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 24 Apr 2016, 12:28 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 12:28 WIB
Kontrakan Mutilasi
Kontrakan Abdul Malik di Cikupa, Tangerang yang menjadi saksi bisu pembunuhan sadis Nur Atikah (34). (Liputan6.com/Pramita)

Liputan6.com, Jakarta - Rabu, 13 April 2016, penghuni kontrakan Abdul Malik RT 012 RW 01, Kampung Telaga Sari Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten dikejutkan temuan jasad dimutilasi. Beberapa bagian tubuh hilang. Bau busuk menyeruak.

Polisi langsung mensterilisasi kamar kontrakan yang belakangan diketahui dihuni Agus alias Kusmayadi (31) dan kekasih gelapnya Nur Atikah (34). Langkah itu untuk mensterilkan lokasi kejadian dan mencari jejak-jejak si pembunuh berdarah dingin.

Sehari setelah temuan tersebut mulailah kejadian-kejadian mistis menimpa warga tetangga kontrakan Abdul Malik. Salah seorang warga kerasukan dan meracau, sehari setelah temuan jasad Nuri, sapaan Nur Atikah, Kamis 14 April 2016.

"Ada warga yang tinggalnya di seberang kontrakan, tiba-tiba saja teriak seperti orang kesurupan," kata Wati, seorang warga yang tinggal di seberang lokasi kejadian.

Sejumlah warga langsung menghampiri perempuan yang diduga kesurupan dan terus meracau, Laras (29). Sebagian warga memegangi kaki dan tangan laras agar tidak menendang barang-barang yang ada di kamar kontrakannya.

Seorang warga yang dianggap orang bisa di kampung tersebut berupaya mengusir 'roh' yang merasuki Laras.

"Saha ieu (siapa ini)? Tong ngaganggu (Jangan ganggu)!" ujar orang pintar tersebut sembari memegangi kening Laras.

Dalam keadaan tidak sadar, Laras meracau meminta bagian kaki Nuri yang belum ditemukan untuk segera dicari.

Wati mengatakan, Laras seperti kerasukan arwah Nuri. "Di mana kaki saya? Saya orang Lebak, tolong temukan anggota tubuh saya," kata Wati.

Warga yang berkerumun saat itu sontak kaget. Sehari setelah temuan jasad Nuri, polisi belum mengetahui identitas korban. Polisi baru mengetahuinya lima hari kemudian pasca autopsi.

Bahkan, Abdul Malik selaku pemilik kontrakan tidak memegang satu lembar identitas pengontrak kamar tersebut.

Tak hanya itu, Wati menuturkan sejak adanya warga yang kerasukan, warga yang lewat di rumah kontrakan berlantai dua itu, kerap mencium bau busuk dan amis.

Padahal pemilik kontrakan sudah membersihkan kamar kontrakannya dan juga di setiap tembok diletakakn beberapa bungkus penuh pembersih lantai beraroma cemara.

"Kalau malam terutama, lewat di depannya tiba-tiba bau amis atau bau busuk, terus tiba-tiba hilang. Kalau sudah begitu banyak warga yang lewat langsung lari," kata Wati.

Beragam cerita horor beredar di kalangan warga. Kali ini adalah penuturan warga yang beberapa kali mendengar suara tangisan perempuan dari dalam kamar kontrakan tersebut. Padahal letaknya ada di lantai dua, tapi suaranya terdengar sangat jelas.

Maka tak heran, bila saat ini sebanyak 17 pintu kamar kontrakan milik Abdul Malik kosong ditinggal penghuninya. "Kontrakannya juga sudah sepi pada pindah gara-gara takut dihantuin," ujar Abdul Malik.

Hingga kini, kondisi kamar kontrakan yang menjadi tempat kejadian perkara pembunuhan dan mutilasi, masih diberi garis polisi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya