Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi memilih Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri. Tito pun mengaku siap mengemban amanah sebagai pemimpin institusi Polri. Termasuk mengikuti fit and proper test di Komisi III DPR.
Terkait penunjukannya ini, Tito mengaku telah berkomunikasi dengan senior-seniornya di Polri. Termasuk dengan Budi Waseso dan Syarifuddin. Bahkan, Tito mengaku sudah mendapat dukungan seniornya untuk jadi Kapolri.
"Saya harus tunjukkan leadership yang dapat diterima yaitu dengan komitmen memperbaiki polisi," ucap Tito sebelum rapat kerja dengan Komisi III DPR di Senayan Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Mengenai namanya tidak ada di daftar Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diberikan kepada Presiden, Tito tak memusingkannya.
"Saya justru tidak tahu di Kompolnas isinya apa, di Wanjakti isinya apa. Selama di BNPT, saya banyak ke luar negeri membangun hubungan internasional karena masalah terorisme, kan banyak masalah internasional. Mungkin dalam satu minggu, saya dua hari (di Jakarta), makanya saya banyak membangun kerja sama dengan luar negeri," kata Tito.
Tito mengaku sebelum ditunjuk menjadi calon tunggal Kapolri, dia pernah menemui Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan Menkopolhukam Luhut Pandjaitan.
"Saya sampaikan (ke Kapolri dan Menkopolhukam) sebaiknya senior yang diberi tempat karena saya merasa junior dan tahu diri masih 6-7 tahun lagi pensiun. Tapi, ketika 3 atau 2 hari yang lalu saya diminta pendapat, pandangan saya sama mendorong senior," ujar Tito.
Meski lebih mendorong agar seniornya yang didahulukan menjadi Kapolri, Tito akhirnya menerima keputusan Presiden Jokowi memilihnya sebagai calon tunggal Kapolri.
"Saat diberi tahu sudah ada keputusan dan ini dari pimpinan, sebagai prajurit Polri-TNI tidak boleh membantah dan saya akan ikuti," ujar dia. Tito mengaku mendapat pesan dari Jokowi yang menginginkan adanya reformasi polisi.
Saat ditanya apakah penunjukannya ini karena dia dekat dengan Menkopolhukam, mantan Kapolda Metro Jaya dan Papua ini membantah.
"Saya baru kerja sama dengan Pak Luhut setelah jadi Kepala BNPT, karena kepala BNPT ketua hariannya adalah Menkopolhukam. Bukan hanya saya, Kepala BNN, Bakamla, Kemenkumham, ini yang di bawah koordinasi Kemenkopolhukam," papar Tito.
"Kebetulan saja beberapa perjalanan keluar negeri itu konteksnya sekuriti dan yang transnasional, sehingga saya diminta mendampingi (Menkopolhukam). Bukan saya saja, saya tidak pernah mendampingi beliau hanya berdua. Saya ke Moskow dengan BNN bersamasenior saya Pak Buwas. Ke Australia dengan Kapolri, sementara kepala BNN diwakilkan, kemudian juga dengan Dirjen Imigrasi," Tito menutup.
Tito Jadi Calon Tunggal Kapolri karena Dekat dengan Luhut?
Tito mengaku telah berkomunikasi dengan senior-seniornya di Polri. Termasuk dengan Budi Waseso dan Syarifuddin.
Diperbarui 16 Jun 2016, 14:21 WIBDiterbitkan 16 Jun 2016, 14:21 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Energi & TambangHarga Emas Makin Kinclong, Sekarang Sudah Sentuh Segini
10
Berita Terbaru
3 Amalan di Bulan Ramadhan yang Pahalanya Setara Haji dan Umrah
Prabowo Beberkan Program ke Menteri dan Wamen: Sekolah Rakyat hingga Berantas Korupsi
Diskon Tarif Tol saat Mudik Lebaran 2025, Kapan Mulai?
4 Cara Mudah Mencairkan Daging Ayam Beku dalam 15 Menit
Arti Imsak: Pengertian, Sejarah, dan Penerapannya dalam Puasa Ramadan
Ruben Amorim Buka-bukaan Masalah Utama yang Bikin Manchester United Terpuruk Musim Ini
5 Maret 1909: Lahirnya 'Si Kancil' Sutan Sjahrir
100+ Ucapan Selamat Sahur Lucu yang Bikin Ngakak dan Semangat Bangun Pagi
5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Buka Puasa dan Sahur
4 Fakta Menarik Laut Hitam
Realisasi Investasi Kota Bontang 2024 Tembus Rp2,7 Triliun, Naik 12,97%
Viral Masjid Ini Bagikan Doorprize Salat Tarawih, Malam Perdana Dapat TV