Pengungkapan Identitas RS Bervaksin Palsu Tunggu Kepala Baru BPOM

Bareskrim Polri telah mengantongi 14 rumah sakit yang diduga menerima vaksin palsu.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 14 Jul 2016, 13:21 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2016, 13:21 WIB
20151005- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/10/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri telah mengantongi 14 rumah sakit yang diduga menerima vaksin palsu. Namun, pengungkapan identitas rumah sakit itu menunggu terpilihnya Kepala BPOM yang definitif.

"Sekarang ini kan Kepala Badan POM masih plt (pelaksana tugas). Nanti kalau Kepala Badan POM-nya sudah definitif segera dikeluarkan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/3/2016).

Bila sudah diungkap, lanjut dia, maka Kepala BPOM baru bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek harus segera menelusuri persoalan vaksin palsu tersebut. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada lagi vaksin palsu yang beredar luas.

"Karena itu bagaimana pun harus segera dihentikan dan dicegah bagi siapa pun yang melakukan itu dihukum seberat-beratnya," ujar Pramono.

Tak hanya menemukan adanya 14 rumah sakit yang diduga turut menerima vaksin palsu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Kombes Agung Setya mengaku, pihaknya juga menemukan 37 fasilitas kesehatan yang juga melakukan hal serupa. Semuanya juga milik swasta.

Agung menambahkan, saat ini Tim Satgas penanganan vaksin palsu, khususnya dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah mendalami proses distribusi vaksin palsu tersebut hingga sampai ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Sehingga, nama-nama RS tersebut masih dirahasiakan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya