Polresta Depok Telusuri Identitas 2 Korban Pencabulan Arsyad

Nantinya, jika identitas dua korban pencabulan Arsyad diketahui, mereka akan segera mendapat bimbingan konseling agar tidak trauma.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 16 Jul 2016, 14:26 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2016, 14:26 WIB
(lip6 Malam) Wawancara Arsyad
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Guna mengungkap identitas korban penculikan dan pencabulan yang dilakukan M. Arsyad (26), Polresta Depok telah menggelar pra rekonstruksi Jumat sore kemarin.

Sebelumnya, Arsyad yang pernah terjerat kasus penghinaan terhadap Presiden Jokowi pada 2014 lalu, mengaku mencabuli dua bocah perempuan. Belakangan, setelah bertemu perwakilan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan tim Psikolog Universitas Indonesia, Anwar mengaku sudah mencabuli 4 anak.  

"Saat ini kami sedang pengembangan, jadi menurut pengakuan dia (Arsyad), setelah dua korban yang kita ketahui identitasnya, rupanya ada dua korban lagi yang dia sendiri tidak tahu namanya siapa dan tempat tinggal di mana," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho di Depok, Sabtu (16/6/2016).

Nantinya, jika identitas dua korban terakhir berhasil diketahui, mereka akan segera mendapat bimbingan konseling agar tidak trauma. Upaya ini bagian dari strategi penegakan hukum yang dilakukan  Polresta Depok.

"Apabila kita menemukan identitas anak tersebut, kita mengkroscek apakah anak tersebut sudah kembali kepada orang tuanya terus kondisinya bagaimana," ujar Teguh.

Menurut Teguh, perilaku cabul pemuda yang pernah menghina Presiden Jokowi dengan gambar tidak senonoh it dipengaruhi oleh kegemarannya mengonsumsi video porno. Ditambah lagi, banyak anak kecil di rumahnya.

“Kalau dari pengakuannya beberapa faktor yang utama hobi menonton video porno. Kedua, dia sangat senang terhadap anak-anak kecil, karena di rumahnya banyak keponakan yang sering main sama dia," tutur Teguh.

Masih kata Teguh, pelaku Arsyad melakukan aksi bejatnya untuk kepuasan semata. Untuk menjerat korbannya, dia menggunakan aneka jurus bujuk rayu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya