Rizal Ramli: Ahok Itu Gubernur atau Karyawan Pengembang?

Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan harusnya Ahok bersyukur masalah reklamasi teluk Jakarta diambil alih pemerintah pusat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 19 Jul 2016, 16:29 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 16:29 WIB
20160418- Rizal Ramli, Siti Nurbaya dan Ahok Bahas Nasib Reklamasi Teluk Jakarta-Jakarta- Angga Yuniar
Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (kanan) bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jelang rapat koordinasi membahas Reklamasi Teluk Jakarta di Kemnko Maritim, Jakarta, Senin (18/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli bingung dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ngotot terkait reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta.

"Harusnya Ahok bersyukur masalah ini diambil alih pemerintah. Saya juga bingung kenapa dia ngotot, dia Gubernur DKI atau karyawan pengembang?" kata Rizal di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Dia menuturkan, ada tiga alasan reklamasi Pulau G tidak dilanjutkan. Pertama, reklamasi mengganggu arus lalu lintas kapal nelayan tradisional yang jumlahnya ratusan ke Muara Angke.

"Kedua, ada jaringan pipa gas. Aturan internasional dan aturan dari pemerintah itu, kalau ada jaringan pipa gas di bawah laut, 500 meter kiri kanan itu harus tidak boleh ada struktur," jelas Rizal.

Alasan ketiga, ada pembangkit listrik di Muara Karang. Air laut pun dimanfaatkan sebagai cooling system. Bila reklamasi jalan, dikhawatirkan tidak bisa meredam suhu panas dari pembangkit listrik tersebut.

Oleh karena tiga alasan itu, pria yang dikenal dengan jargon Rajawali Ngepret ini yakin penghentian reklamasi sebagai jalan terbaik.

"Satu menteri saja sudah cukup untuk menghentikan, Menteri Lingkungan Hidup misalnya, atau Menteri Kelautan. Nah ini tiga menteri dan satu menko (sepakat penghentian reklamasi)," Rizal menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya