Eks Mendagri Sebut Agus Rahardjo KPK 'Loloskan' Proyek e-KTP

Agus Rahardjo, yang saat itu menjabat Ketua LKPP menyatakan tak ada masalah dalam proyek e-KTP.

oleh Oscar Ferri diperbarui 21 Okt 2016, 01:04 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 01:04 WIB
20161012-Gamawan-Fauzi-Penuhi-Pemanggilan-KPK-Jakarta-HA
Mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi duduk menunggu memenuhi panggilan KPK, Jakarta, Rabu (12/10). Pemanggilan Gamawan terkait kasus dugaan korupsi proyek penerapan e-KTP. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi rampung diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia diperiksa terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP tahun 2011-2012.

Kelar diperiksa, Gamawan kembali menjelaskan perihal pengadaan‎ e-KTP tahun 2011-2012 dari awal.

Menurut Gamawan, dari awal penganggaran, proses lelang tender, sampai disetujuinya pengadaan ini, Kemendagri sudah menggandeng Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Waktu itu didampingi LKPP. Bukan cuma itu, saya juga minta BPKP untuk dampingi," ujar Gamawan usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.

Awalnya, sejumlah stakeholder terkait, sudah melakukan rapat di Kantor Wakil Presiden mengenai rencana proyek pengadaan e-KTP ini. Dari rapat itu, kemudian disetujui usai dilaporkan ke Presiden. Persetujuan proyek ini keluar melalui Kepres.

"Ketua tim pengarah itu Pak Djoko Suyanto (mantan Menko Polhukam), saya wakilnya. Terus dibentuk panitia teknis dari 15 kementerian," ujar Gamawan.

Kata Gamawan, hasil audit dari BPKP tidak ditemukan ada masalah dalam proyek e-KTP ini. Bahkan, sampai saat proyek ini disetujui untuk dikerjakan pun juga demikian, tidak ditemukan‎ masalah.

Hal sama juga dari LKPP yang ketika itu dikepalai Agus Rahardjo, yang saat ini menjabat Ketua KPK. LKPP juga menyatakan tak ada masalah dalam proyek ini, dari awal rencana sampai dengan pengerjaannya.

"Waktu itu saya lapor ke KPK, saya presentasi, saya minta untuk mengawasi di sini. KPK meminta supaya ini didampingi oleh LKPP, waktu itu Pak Agus Rahardjo kepalanya," ujar dia.

Gamawan mengatakan, dirinya baru mengetahui kalau proyek pengadaan e-KTP ini bermasalah sampai berujung korupsi belakangan. Sebab, dia menekankan, tidak ada masalah yang ditemukan dalam proyek ini dari awal hasil audit BPKP dan pengawasan LKPP.

"Saya tahu itu (ada masalah) belakangan ini. Sebab sejak dari awal sampai proses ini selesai, itu tidak ditemukan satupun kerugian negara. Tapi kemudian tiba-tiba setelah proyek selesai, beberapa tahun kemudian, kita tahu ada kerugian Rp 2 triliun itu," kata dia.

Seperti diketahui, KPK telah menetapkan dua orang tersangka pada kasus dugaan korupsi proyek e-KTP tahun 2011-2012 di Kemendagri. Keduanya, yakni bekas Dirjen Dukcapil Kemendagri, Irman dan mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri, Sugiharto.

Irman dan Sugiharto dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 (UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

KPK sendiri telah mendalami kasus dugaan korupsi proyek e-KTP tahun 2011-2012 ini pada tingkat penyidikan hingga dua tahun lebih. Baik Irman maupun Sugiharto, dalam sengkarut proyek senilai Rp 6 triliun itu diduga telah menyalahgunakan kewenangan sehingga merugikan keuangan negara sampai Rp 2 triliun.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya