Demokrat: Ambang Batas Presiden 0 Persen Itu Langkah Mundur

Ia justru meminta agar angka presidential threshold ditingkatkan. Namun, haruslah bertahap dan tidak langsung naik tinggi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Jan 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 06:30 WIB
Terkait Pilihan Dipilpres, Syarief Hasan Masih Bungkam
Syarief Hasan tampak dikerumuni para wartawan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Jakarta, Rabu (28/5/14) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan jika presidential threshold atau ambang batas pengusulan calon presiden haruslah ditentukan. Ia menyebut apabila tidak ada presidential threshold maka Indonesia mengalami kemunduran dan Demokrat tidak setuju dengan angka 0 persen yang saat ini dibahas.

"Kalau ditiadakan itu justru langkah mundur. Ya.. ya.. (menolak 0 persen). Itu kan berarti kita melangkah mundur, kita melangkah mundur. Jangan mundur dong," ungkap Syarief di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (16/1/2017).

Ia justru meminta agar angka presidential threshold ditingkatkan. Namun, haruslah bertahap dan tidak langsung naik tinggi.

"Ya sebaiknya kalau mau naik, naiknya gradual, jangan terlalu tiba-tiba naik, tidak bagus, harus bertahaplah," ucap Syarief.

Dia menjelaskan, alasan naiknya presidential threshold tak lain untuk meningkatkan kualitas dari calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang. Meski begitu, dirinya menuturkan hal ini masih dalam pembahasan.

"Idealnya dibicarakan, makanya prinsipnya saja, harus naiknya saja secara gradual. Jadi memang kalau toh mau dinaikkan, ya jangan terlalu besarlah. Saya pikir dengan 25 persen sudah cukup bagus," Syarief memungkas.

Belakangan memang muncul usulan agar ambang batas presiden diubah menjadi 0 persen. Usulan tersebut berasal dari Fraksi PKB, Fraksi Hanura, Fraksi Gerindra, dan Fraksi PAN. Meski begitu, sampai saat ini RUU Penyelenggara Pemilu belum dibahas karena DPR masih mengumpulkan daftar inventarisasi masalah (DIM) dari masing-masing fraksi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya