Liputan6.com, Purwakarta - Dalam fotokopi KTP pelaku bom panci di Taman Pandawa Kota Bandung, Jawa Barat tertulis, pria bernama Yayat Cahdiyat lahir di Kabupaten Purwakarta. Kabar itu pun ditindaklanjuti oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Dedi mengaku menghubungi Ketua RT 01 RW 06 Kampung Sukamulya Kelurahan Ciseureuh, tempat tinggal Yayat sebelum ditangkap Densus 88 dan divonis Pengadilan Jakarta Barat Tahun 2015 lalu.
Baca Juga
"Menurut keterangan Ketua RT setempat memang dia kurang dikenal," kata Dedi saat ditemui di Bale Citra Resmi Purwakarta, Senin 28 Februari 2017.
Advertisement
Bukan hanya mengecek kepada Ketua RT, Dedi pun telah menelepon Agus Marsal, warga Desa Cibening, Bungursari, Purwakarta. Agus diketahui merupakan rekan seangkatan pelaku bom Bandung di kamp pelatihan militer Jalijantho, Nangroe Aceh Darussalam.
"Pak Agus mengatakan bahwa Yayat ini kawannya waktu pelatihan di sana, tapi dia enggak tahu sekarang Yayat tinggal dimana," kata Dedi menambahkan.
Berdasarkan data dari pihak Kepolisian Resort Purwakarta, Yayat diketahui tidak kembali ke Purwakarta setelah menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang. Ia memilih Kabupaten Bandung sebagai tempat tinggal baru.
"Saya kira kalau Yayat saat itu tidak pindah ke Kabupaten Bandung dan tetap tinggal di Purwakarta, mungkin aksi bom panci itu tidak terjadi karena di sini saya merangkul Pak Agus dan menjadikannya saudara," kata dia menyesalkan aksi tersebut.
Agus Marsal, menurut Dedi, merupakan bagian dari program deradikalisasi yang ia lakukan di Purwakarta. Ia pernah diundang pemerintah daerah setempat untuk memberikan materi tentang cara-cara teroris membangun sel-sel di daerah.
Materi ini disampaikan Agus dalam kegiatan Sekolah Ideologi yang rutin dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta.
"Problem teroris itu harus terus dibina pascakeluar dari LP, harus memiliki kegiatan sehari-hari, ekonominya harus kita tunjang," pungkas Dedi Mulyadi.
Bom Bandung sebelumnnya terjadi di Lapangan Pandawa, Senin pagi. Usai meledakan bom berdaya ledak rendah, sang peneror melarikan diri ke Kantor kelurahan Arjuna. Dia dikejar-kejar oleh warga hingga akhirnya tewas setelah tidak mengindahkan imbauan dari petugas.
(*)