Liputan6.com, Jakarta Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) mengelar peringatan wafatnya proklamator Indonesia, Soekarno. Acara yang berlokasi di Nusantara IV, Gedung MPR ini dihadiri pula oleh Megawati Soekarno Putri, Presiden RI ke 5.
Selain memperingati Haul Soekarno, acara tersebut sekaligus dijadikan peluncuran buku ‘Bung Karno, Islam, dan Pancasila’ karya Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah.
Dalam sambutannya. Ahmad Basarah mengatakan, 47 tahun lalu Bung Karno wafat karena penyakit yang dideritanya sebagai akibat tekanan psikis dan politik penguasa pada waktu itu. Presiden pertama itu wafat dalam status sebagai tahanan politik.
Advertisement
"Bung Karno pergi meninggalkan semuanya dengan membawa beban yang amat berat bagi diri dan keluarga serta pengikut-pengikutnya. Karena telah dituduh berkhianat kepada bangsa dan negara yang beliau dirikan sendiri bersama tokoh-tokoh pendiri bangsa lainnya," imbuh Ahmad Basarah, Rabu (21/6/2017).
Di samping itu, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengatakan dalam sambutannya, Bung Karno telah membuat dan meletak dasar berbangsa yaitu Pancasila. Sebagai warga negara, Pancasila juga harus ditanamkan lagi dari sekarang.
“71 tahun mendatang penduduk Indonesia akan semakin padat bahkan mencapai 500 juta lebih penduduk. Kita bertanggung jawab harus ditanamkan kembali karena jika sudah tidak ada lagi Pancasila dan pemerataan maka bangsa ini akan mati," imbuh Zulkifli.
Mengenai pancasila, lanjut Zulkifli, Ia berharap perdebatan Pancasila masuk dalam wilayah substansi yakni untuk mengurangi kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial.
"Sekarang kita bicara implementasi kewajiban kita meletakkan hal itu. Pada sila kelima dalam buku tersebut, prinsipnya tidak boleh ada kemiskinan di situ. Itulah yang harusnya dipertengkarkan bukan lagi soal suku dan agama, tapi lebih penting kemiskinan," imbuh Zulkifli.
Sebagai penutup, Ketua MPR itu tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bung Karno, dan berdoa agar Bung Karno ditempatkan di surga.
Â
Â
(*)