Saran JK Terkait Konflik Palestina-Israel

Wapres Jusuf Kalla meminta Hamas dan Fatah menyamakan pemahaman terlebih dahulu terkait konflik Palestina-Israel.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Jul 2017, 07:06 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2017, 07:06 WIB
Jusuf Kalla
Wapres Jusuf Kalla bicara soal pernyataan Amien Rais yang meminta menteri PAN mundur dari kabinet, Selasa (25/7/2017). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau akrab disapa JK mengatakan, untuk menyikapi peristiwa di Masjid Al Aqsa, rakyat Palestina harus bersatu terlebih dahulu. Ia mengharapkan, agar tidak ada lagi perbedaan kepentingan politik terkait konflik Palestina-Israel.

Karena itu, ia meminta Hamas dan Fatah menyamakan pemahaman terlebih dahulu.

"Orang Palestina sendiri harus bersatu. Karena sampai sekarang di Palestina, Fatah dengan Hamas tidak bersatu. Jadi, bagaimana mereka melawan Israel kalau sendirian," imbuh JK di kantor Wapres, Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017.

Ia mengungkapkan, konflik Palestina-Israel merupakan masalah klasik yang sudah berlangsung sejak dulu. Sebab, sudah banyak sikap dari OKI dan negara lainnya terkait konflik Palestina-Israel.

"Ini masalah klasik sebenarnya. Kita sudah pernah Summit di sini melalui OKI dengan segala macam seruan, dengan segala macam upaya di Dewan Keamanan PBB," jelas JK.

Karenanya, ia menambahkan, Palestina tidak perlu lagi meragukan kesolidan negara-negara Islam untuk peristiwa di Masjid Al Aqsa.

"Kalau solidaritas, sangat tinggi di mana-mana," tandas JK.

Sebelumnya, pemerintah Israel diketahui memasang metal detector dan pintu putar di depan Masjid Al Aqsa, Yerusalem.

Tindakan itu dilakukan usai insiden berdarah pada Jumat, 14 Juli 2017. Awalnya, Israel menuduh pemuda Palestina membunuh tiga polisi yang sedang berjaga di dekat masjid. Karena tuduhan tersebut, pengetatan keamanan dilakukan di kawasan Masjid Al Aqsa.

Kebijakan itu, memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat Muslim Palestina berujung kericuhan dengan polisi Israel, yang menyebabkan 50 demonstran terluka. Empat di antara korban luka merupakan petugas medis.

Lima belas korban lain terluka karena terkena tembakan peluru karet polisi Israel. Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan Mufti Yerusalem, Sheikh Ikirima Sabri.

 

Saksikan video di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya