Terduga Teroris di Bandung Rencanakan Ledakan Istana Negara

Kelima terduga teroris yang ditangkap di Kota Bandung akan menggunakan bom kimia dalam aksinya.

oleh Arya Prakasa diperbarui 15 Agu 2017, 20:32 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2017, 20:32 WIB
20170815-densus-bandung-bahan kimia
Densus 88 menemukan bahan kimia untuk membuat bom di rumah salah satu teroris Bandung, Selasa (15/8/2017). (Liputan6.com/Aditya Prakasa)

Liputan6.com, Bandung - Kelima terduga teroris yang ditangkap di Kota Bandung akan menggunakan bom kimia dalam aksinya. Mereka pun telah menentukan target. Jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD) Bandung Raya itu membidik Mako Brimob Kelapa Dua, polisi, dan Istana Negara.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Yusri Yunus, mengatakan kelima terduga teroris itu masih mempersiapkan aksinya saat Densus 88 Antiteror menangkapnya.

‎"Akan meledakkan Mako Brimob di Jakarta, petugas Polri di lapangan, dan Istana Negara," kata Yusri di lokasi penggeledahan rumah kontrakan Y, di RT 07/RW 18, Kampung Jajaway Timur‎, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, Selasa (15/8/2017)‎.

Menurut dia, bom kimia itu akan diledakkan pada bulan ini.

"Mereka persiapkan nanti kapan jadinya bom ini diupayakan akhir Agustus sudah bisa dilakukan aksi," lanjut Yusri.

Dia mengatakan Densus 88 masih memeriksa kelima terduga teroris itu. Polri masih mendalami kemungkinan adanya tempat lain yang menjadi sasaran mereka. Termasuk tentang bahan baku bom yang mereka dapat.

‎"Sementara kita lakukan pemeriksaan di pos khusus dari Densus 88 karena baru dilakukan penangkapan. Kita masih mendalami apakah masih ada tempat-temat lain, di mana dia menyimpan bahan baku yang lain," tutur Yusri.

Berdasarkan pemeriksaan, terduga teroris membeli bahan peledak tersebut di toko kimia di Kota Bandung. ‎Sebelumnya, polisi telah menemukan bahan peledak dengan jumlah besar saat olah TKP di rumah kontrakan Y.

"Dia membeli bahan kimia di beberapa tempat, dia pernah beli di suatu tempat tapi ditolak karena harus menyertakan KTP. Jadi dia mencari tempat yang lain," ujar Yusri.

Dia menambahkan, peledakan bom kimia tersebut ‎akan menggunakan kendali jarak jauh.

"Sistemnya membuat bom menggunakan remote nanti peledakkannya menggunakan remote sebagai detonator. Langsung hasil dari pemeriksaan awal tim penyidik Densus, bahwa dia mengakui bahwa targetnya Brimob, petugas petugas, dan Istana Negara," ujar Yusri.

Saksikan video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya