Zulfikli Hasan Apresiasi Peran Keraton Sebagai Pelestari Budaya

Saat Mengunjungi Keraton Kanoman Kasultanan Cirebon, Ketua MPR RI Apresiasi Peran Keraton Saat Sebelum Kemerdekaan hingga Sekarang

oleh Cahyu diperbarui 12 Sep 2017, 14:39 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 14:39 WIB
Zulfikli Hasan dan Petinggi Kasultanan Cirebon
Saat Mengunjungi Keraton Kanoman Kasultanan Cirebon, Ketua MPR RI Apresiasi Peran Keraton Saat Sebelum Kemerdekaan hingga Sekarang

Liputan6.com, Cirebon Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan, mengunjungi Keraton Kanoman Kasultanan Cirebon, Senin (11/9/2017) dalam rangka mengawali kunjungan kerja di Cirebon, Jawa Barat.

Kehadirannya disambut langsung oleh Sultan Raja Muhammad Emirudin sebagai pimpinan tertinggi Kesultanan Kanoman Cirebon dan Patih Muhammad Qorudin.

"Luar biasa, satu kehormatan buat saya diterima paduka Raja Keraton Kanoman Cirebon. Saya kagum keratonnya masih sangat terawat, budayanya juga masih terjaga dan dilestarikan," ujar Zulfikli.

Menurutnya, budaya daerah, seperti keraton dan tarian adat Cirebon, serta daerah-daerah lainnya di Indonesia harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan. Sebab, budaya daerah adalah asal mula dan sumber budaya nasional.

"Saya mengajak siapa pun mulai dari pemerintah, masyarakat, seluruh warga ayo kita jaga kebudayaan daerah. Inilah identitas kebangsaan yang tak boleh pudar," ucap Zulfikli.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kemerdekaan bisa diraih bangsa Indonesia, salah satu faktor utamanya adalah karena peran, kiprah, serta pengorbanan kerajaan-kerajaan dan kesultanan di berbagai daerah dahulu.

"Pengorbanan kerajaan-kerajaan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia sangat luar biasa. Mereka rela tidak lagi menjadi raja dan menyerahkan aset-aset kerajaannya demi terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Itu sebuah pengorbanan yang sangat besar," kata Zulfikli

Setelah Indonesia merdeka, imbuhnya, peran kerajaan-kerajaan Indonesia juga luar biasa. Mereka aktif melestarikan budaya di tengah modernisasi global.

"Sekarang tugas kita menjaga identitas kebangsaan agar tidak tergerus penetrasi identitas bangsa lain yang masuk ke Indonesia," ujar Zulfikli.


(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya