Tahun Ini, Jumlah Jemaah Haji Wafat lebih Banyak dari Sebelumnya

Angka kematian pada musim penyelenggaraan haji tahun 2015 mencapai 491 orang.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 14 Sep 2017, 04:15 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 04:15 WIB
Jemaah haji tiba di Madinah
Jemaah haji tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, Arab Saudi (Liputan6.com Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi terus bertambah. Tercatat sampai 13 September 2017, sudah 438 jemaah yang wafat. Lima jemaah wafat di Jeddah, 309 wafat di Mekah, 37 wafat di Madinah, 20 wafat di Arafah, dan 67 jemaah wafat di Mina. Sebanyak 18 orang dari jumlah yang wafat adalah jemaah haji khusus.

Kasi Penghubung Kesehatan Daker Makkah Ramon Andrias mengatakan,  jumlah ini sudah melewati total angka kematian pada 2016.

"Bahkan jumlah ini juga sudah melewati angka kematian 2015, di luar korban jatuhnya crane dan musibah Mina," kata Ramon di Mekah, Rabu (13/9/2017).

Angka kematian pada musim penyelenggaraan haji tahun 2015 mencapai 491 orang, termasuk korban crane dan musibah Mina. Sementara angka kematian pada 2016 berjumlah 342 orang.

Meski angkanya lebih tinggi, Ramon mengatakan, kuota haji tahun ini jauh lebih banyak dibanding empat tahun terakhir. Sejak 2013 – 2016, kuota haji negara pengirim jemaah dipotong 20 persen efek renovasi Masjidil Haram.  Kuota haji Indonesia pun berkurang menjadi hanya 168.800.

"Tingginya angka kematian ini juga karena kuota haji tahun ini kembali normal. Jadi kembali ke 211 ribu ditambah 10 ribu, menjadi 221 ribu. Jadi wajar lebih tinggi karena ristinya lebih tinggi, kuotanya juga lebih tinggi," terang Ramon.

"Sampai saat ini dari 438 kematian, 342 itu kematian di atas umur 60. Memang sudah risti dari risti umur, mungkin ditambah lagi dengan risti penyakit," tambahnya.

Menurut Ramon, cuaca tahun ini yang lebih panas juga menjadi faktor pendukung. Sepekan ini, suhu di Mekah berkisar 43-46 derajat Celcius dengan riil feel bisa mencapai 50-52 derajat. Kalau di Madinah bahkan bisa lebih panas, sementara kelembaban juga rendah.

Kepada jemaah yang masih di Mekah dan Madinah, Ramon mengimbau untuk memahami kondisi fisik masing-masing dan tidak memaksakan diri. “Bila tidak perlu keluar, jangan keluar dulu. Apalagi di Madinah panasnya lebih terasa,” tuturnya.

Fase Pemulangan

Jemaah juga diingatkan untuk makan dan minum secara teratur. Minum air putih yang cukup, tidak harus menunggu haus. "Sekarang sudah hajian, mungkin jemaah sudah ingin pulang. Selera makan sudah mulai berkurang. Tapi tetap harus makan dan banyak minum," tandasnya.

Penyelenggaraan ibadah haji sudah memasuki fase pemulangan. Sampai hari 12 September, total sudah ada 103 kloter yang terbang ke Tanah Air dengan 41.264 jemaah dan 515 petugas kloter. Pemulangan jemaah melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah akan berlangsung hingga 20 September mendatang.

Pergerakan jemaah haji dari Mekah ke Madinah juga sudah mulai pada 12 September 2017. Sebanyak 16 kloter telah diberangkatkan pada hari pertama. Pergeseran ini akan terus berlangsung hingga 26 September mendatang.

Jemaah akan berada di Madinah selama 8 – 9 hari untuk selanjutnya diberangkatkan menuju Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Kloter terakhir jemaah haji Indonesia diperkirakan akan pulang pada 5 Oktober 2017.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya