Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap produsen vaksin dalam negeri, Bio Farma segera menambah jumlah vaksin difteri. Hal itu agar wabah difteri bisa segera tertangani di Jakarta.
"Kita mengharapkan vaksin dari Biofarma segera bertambah jumlahnya dan kalau makin banyak vaksinnya insyaallah kita akan menuntaskan lebih cepat (penyakit difteri), " kata Anies di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Minggu (14 /1/2018).
Baca Juga
Anies menilai, pemberian imunisasi difteri bisa cepat menjangkau target yang selama ini sudah dibuat, yakni menjangkau 2,9 juta anak di bawah usia 19 tahun di Jakarta, karena bergantung pada faktor ketersediaan vaksinnya.
Advertisement
"Kita sekarang masih menunggu datangnya vaksin dari Biofarma karena kecepatan kita melakukan imunisasi bukan semata-mata tergantung personalia kita tapi pads ketersediaan vaksinnya itu sendiri," ujar Anies.
Sementara itu, terkait ada sejumlah sekolah di Jakarta yang khawatir kalau vaksin difteri yang diberikan itu tidak halal atau mengandung enzim babi, Anies justru memastikan jika vaksin yang diproduksi Biofarma itu aman dan masyarakat tidak perlu khawatir terkait masalah kehalalannya.
"Insyaallah vaksin difteri yang diproduksi Biofarma ini aman. Kalau vaksin dari tempat lain kita tidak tahu. Jangan khawatir soal faktor-faktor misalnya soal kehalalannya," tandasnya.
Genjot Produksi
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, meminta produsen vaksin dalam negeri Bio Farma menggenjot produksi vaksin difteri. Sehingga selama berlangsungnya imunisasi tambahan atau Outbreak Response Immunization (ORI) difteri, persediaan vaksin cukup.
"Saya minta betul, bikin lagi dong lebih giat di 2018. Harus ada logistik (vaksin difteri) yang cukup bagi anak-anak yang harus diberikan," kata Nila dalam Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta pada Jumat (12/1/2017).
Kebutuhan vaksin difteri meningkat terkait KLB difteri di 170 kabupaten/kota di Indonesia sepanjang 2017. Guna membentuk kekebalan tubuh dari bakteri corynebacterium diphteriae,pemerintah mencanangkan ORI difteri yang berlangsung tiga putaran pada semua anak usia 1 sampai dengan kurang dari 19 tahun di wilayah terdampak.
Di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, misalnya, sudah berlangsung ORI difteri putaran pertama pada Desember. Lalu, di Januari adalah putaran dua, kemudian yang putaran ketiga dilaksanakan enam bulan kemudian.
Nila pun mengucapkan terima kasih kepada BUMN ini karena di 2017 memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Sehingga bisa digunakan untuk melakukan imunisasi tambahan difteri di banyak kota dan kabupaten.
"Biofarma dengan baik hati, yang tadinya (vaksin difteri) mau diekspor ditahan, diberikan untuk Indonesia," kata Nila.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement