Kerjasama Pekerja dan Pengusaha Dukung Perekonomian Nasional

Kolaborasi dan komitmen diantara para pelaku Hubungan Industrial akan mendorong terciptanya target pertumbuhan ekonomi.

oleh hidya anindyati diperbarui 16 Apr 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 17:00 WIB
Kolaborasi dan komitmen diantara para pelaku Hubungan Industrial akan mendorong terciptanya target pertumbuhan ekonomi.
Kolaborasi dan komitmen diantara para pelaku Hubungan Industrial akan mendorong terciptanya target pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah perkembangan ekonomi global yang kian kompetitif, dibutuhkan pertumbuhan yang lebih cepat. Oleh karena itu, semua pihak harus bahu membahu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia agar lebih baik lagi.

Berdasarkan ranking Global Competitiveness Index, daya saing Indonesia terus meningkat. Saat ini Indonesia ada di peringkat ke-36 dari 190 negara. Peringkat ini membaik 5 (Lima) peringkat dibanding tahun sebelumnya. Namun begitu,

"Untuk terus meningkatkan daya saing dibutuhkan kontribusi dan kerja sama dari masing-masing pelaku usaha termasuk didalamnya unsur pekerja, pengusaha dan pemerintah," kata Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Haiyani Rumondang saat mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI menyampaikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun Serikat Pekerja SUCOFINDO Ke-19 di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Dirjen Haiyani mengatakan hubungan industrial memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi dan komitmen diantara para pelaku Hubungan Industrial akan mendorong terciptanya target pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2018 ini, Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 5.1 sampai 5.5 persen. Sedangkan Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,3 persen.

"Laporan Forum Ekonomi Dunia tersebut juga membantu kita dalam mengidentifikasi tantangan yang harus diatasai  dan merancang strategi pertumbuhan ekonomi," kata Dirjen Haiyani.

Beberapa tantangan ketenagakerjaan yang harus dihadapi Indonesia saat ini, kata Dirjen Haiyani, antara lain masih rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Dimana angkatan kerja Indonesia masih didominasi lulusa SD-SMP.

Selain itu, revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan revolusi digital, menuntut adanya transformasi industri yang menyebabkan adanya perubahan pada karakter dan jenis pekerjaan.

Menurut Dirjen Haiyani, proses ini akan terus berjalan dan kita harus bisa menepis dampak negatifnya. Salah satu antisipasinya adalah untuk semakin membangun modal manusia (human capital).

"Hanya mereka yang berkompetensi dan berinovasi yang bisa bertahan," ujarnya.

Agar seluruh stakehokder mampu mengantisipasinya dengan baik, Dirjen Haiyani menekankan pentingnya dialog sosial.

Menurutnya, dialog sosial inilah sarana bagi semua pihak untuk menuangkan gagasannya. Termasuk, mencari jalan keluar manakala terjadi perselisihan.

"Dalam interaksi hubungan industrial, kita ini kan mitra yang sejajar. Artinya sejajar, keterbukaan harus dikedepankan," pungkasnya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya