PT Nindya Karya Kembali Diperiksa sebagai Tersangka Korupsi

PT Nindya Karya sebelumnya juga diperiksa sebagai tersangka.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 18 Mei 2018, 11:47 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2018, 11:47 WIB
KPK Periksa Petinggi PT Nindya Karya Terkait Korupsi Korporasi
General Manager Divisi 6 PT Nindya Karya Arie Mindartanto bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (23/4). Arie Mindartanto diperiksa sebagai saksi untuk salah satu tersangka korporasi, PT Tuah Sejati. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - PT Nindya Karya kembali masuk dalam jadwal pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Perusahaan pelat merah itu akan diperiksa sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan Dermaga Bongkar di Sabang.

PT Nindya Karya akan diperiksa dalam kapasitasnya sebagai tersangka,” ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Jumat (18/5/2018).

Pekan lalu, Jumat, 11 Mei 2018, PT Nindya Karya juga diperiksa sebagai tersangka. Berdasarkan Pasal 11 Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi menyebutkan, pemeriksaan terhadap korporasi sebagai tersangka pada tingkat penyidikan diwakili oleh seorang pengurus.

Saat itu PT Nindya Karya diwakili oleh Haidar sebagai direksi, Muhamad Ibrahim dari bagian legal, serta Yunianto sebagai penasihat hukum.

Sebelumnya, KPK menetapkan dua korporasi, yaitu BUMN PT Nindya Karya dan PT Tuah Sejati sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan bebas Sabang yang dibiayai APBN tahun 2014-2011.

Penetapan dua korporasi tersebut merupakan pengembangan dari penyidikan perkara dengan para tersangka dalam kasus yang sama. Diduga dua korporasi tersebut melakukan penyimpangan dalam pengerjaan proyek.

Nilai proyek dalam kasus ini sekitar Rp 793 miliar dengan nilai kerugian negara sekitar Rp 313 miliar.

PT Nindya Karya diduga menerima laba sebesar Rp 44,68 miliar sementara PT Tuah Sejati menerima laba sebesar Rp 49,9 miliar. Dalam kasus ini, KPK sendiri telah memblokir rekening PT Nindya Karya.

 

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya