Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meyakini koalisi pendukung Joko Widodo atau Jokowi tetap solid, meski ketua umumnya tidak diambil sebagai calon wakil presiden (cawapres). Hasto mengatakan optimisme itu berdasarkan pengalaman Pilpres 2014 ketika Jusuf Kalla terpilih sebagai pendamping Jokowi.
"Waktu mencalonkan Pak JK muncul begitu banyak calon. Calon yang dipersandingkan dengan Bapak Jokowi waktu itu akhirnya semua rela dengan keputusan Pak Jokowi dan Pak JK sebagai capres-cawapres," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).
"Itulah yang jadi bekal optimisme bahwa mereka yang sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi ini akan selalu bersama-sama untuk kepentingan bangsa dan negara," lanjut dia.
Advertisement
Sebelumnya, sinyal koalisi Jokowi bakal terpecah ditunjukkan oleh Partai Golkar. Wasekjen Golkar Sarmuji mengatakan bakal mengambil langkah antisipasi apabila ketua umumnya Airlangga Hartarto tidak ditunjuk sebagai cawapres.
Airlangga juga melakukan pertemuan dengan partai yang belum mengusung Jokowi. Menteri Perindustrian itu sebelumnya melakukan pertemuan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Dia pun bertandang ke kediaman Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Soal Golkar
Melihat manuver Airlangga ini, Hasto menunjukkan sikap biasa saja. Dia berdalih pertemuan antarketua umum hal yang biasa.
"Bagus, tiap partai kan berdialog semua partai berdialog. PKB juga keliling, Golkar keliling, PDIP keliling, Nasdem juga, semua bagus," ucap Hasto.
Dia menegaskan tidak ada partai yang bakal meninggalkan koalisi. "Tidak pernah, tidak ada yang saling meninggalkan," kata Hasto.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement