Perkuat Pendidikan Islam, Menaker Dorong Orangtua Titipkan Anak di Pesantren

Menaker M. Hanif Dhakiri memberikan sambutan peringatan Haul ke-16 KH Muhammad Muhadjirin Amsar Addary Allah Yarham di Pondok Pesantren Annida Al Islamy.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 13 Agu 2018, 11:33 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2018, 11:33 WIB
Perkuat Pendidikan Islam, Menaker Dorong Orangtua Titipkan Anak di Pesantren
Menaker M. Hanif Dhakiri memberikan sambutan peringatan Haul ke-16 KH Muhammad Muhadjirin Amsar Addary Allah Yarham di Pondok Pesantren Annida Al Islamy.

 

Liputan6.com, Bekasi Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mendorong masyarakat ikut memperkuat pendidikan Islam dan memperkuat pondok pesantren. Karenanya, Menaker meminta agar para orangtua agar menitipkan pendidikan anak-anak kepada pondok pesantren.

"Jangan ragu-ragu dan khawatir dengan pesantren. Kita harus makmurkan pesantren untuk mendidik akhlak, karakter dan kemandirian anak-anak kita semua," ujar Menaker M. Hanif Dhakiri saat memberikan sambutan peringatan Haul ke-16 KH Muhammad Muhadjirin Amsar Addary Allah Yarham di Pondok Pesantren Annida Al Islamy Jl. KH Mas Mansur, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/8/2018).

Turut hadir Walikota Bekasi terpilih Rahmat Effendi, KH. Mahfudhz Asirun (Ponpes Al-Itqon), KH. Syarifudin Abdul Ghoni MA (Ponpes Al Hidayah, Jakarta Barat) dan KH Aiz Muhajirin (Annida Al-Islamy) serta 2000-an jemaah peserta Haul.

Menaker Hanif mengatakan harus dipastikan pesantren tetap tumbuh di Indonesia. Sebab, seiring pertumbuhan pesantren, maka Islam di Indonesia semakin kuat.

"Islam-nya pesantren, Islam yang bisa terus berdialog dan berjalan bersama-sama dengan nasionalisme. Itu yang penting," kata Menaker Hanif.

Dengan demikian, lanjut Menaker Hanif, maka anak-anak yang dididik di pesantren akan tumbuh menjadi pribadi yang taat, beriman, sekaligus cinta kepada NKRI tidak pernah hilang.

Menaker Hanif mengungkapkan untuk menghadapi tantangan di era persaingan saat ini, maka generasi muda Islam harus menyiapkan dua hal.

Pertama soal akhlak atau karakter sebagai dasar utama kepribadian. Karakter dibagi dua yakni karakter yang sifatnya moral, kejujuran terkait masalah moral. Kedua, karakter terkait kinerja. Misalnya kerja keras, disiplin, mandiri dan lain sebagainya.

"Keduanya harus dimiliki generasi muda Islam agar tumbuh menjadi pribadi yang taat, pribadi berakhlakul karimah tapi sanggup bersaing dalam dunia yang persaingan sekarang ini," kata Menaker Hanif.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya