Liputan6.com, Jakarta - Langkah kader Demokrat Deddy Mizwar yang memilih bergabung ke Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, membuat Wasekjen Demokrat Andi Arief meradang. Melalui akun Twitter-nya, dia menyentil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Andi membenarkan kritikannya ke Hasto dituangkan melalui media sosial berlambang burung biru itu.
"Benar (mengkritik Hasto)," kepada Liputan6.com, Kamis (30/8/2018).
Advertisement
Saya tidak mengerti kenapa Ibu Megawati merestui Hasto yang rajib membajak kader demokrat untuk gabung ke tim Jokowi. Apakah PDIP sudah sangat miskib kader berkualitas?
— andi arief (@AndiArief__) August 30, 2018
Andi menuding Hasto membajak kader Partai Demokrat. Dia bahkan menuding partai yang digawangi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu krisis kader berkualitas.
"Saya berharap Ibu Megawati bisa menertibkan dari mulai mulut sampai tindak tanduk Hasto yang sudah di luar batas ingin merusak Partai Demokrat, kami bukan hanya marah, tapi sudah taraf eneg," tulis Andi, Kamis (30/8/2018).
Dia juga mengklaim, bahwa ada kader PDIP sempat ditawari menjadi menteri tahun 2009. Dirinya menduga inilah alasan Hasto meradang dengan Demokrat.
"Pada tahun 2009 memang ada beberapa kader PDIP yang ditawarkan jabatan menteri KIB II, Nama Hasto memang tidak ada, apakah karena itu dendam kesumat Hasto terhadap Demokrat gak pernah padam?" Andi melannjutkan.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Selain Deddy Mizwar, Siapa Lagi?
Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar memutuskan bergabung dalam Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Deddy menjadi tokoh pertama dari luar partai koalisi yang masuk Tim Jokowi-Ma'ruf.
Namun tersiar kabar, tak hanya Deddy yang akan bergabung. Wakil Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan, akan ada beberapa orang dari Partai Demokrat yang akan ikut bergabung.
"Ya ada beberapa," kata Karding di Posko Cemara, Jakarta, Rabu (30/8/2018).
Akan tetapi, Sekjen PKB ini masih enggan membeberkan siapa saja nama mereka. Menurutnya, semua itu harus benar-benar dipastikan dukungannya terlebih dahulu.
"Saya kira harus betul-betul dipastikan, sehingga nanti datanya lebih jelas," ungkap Karding.
Dia pun enggan menyebut bahwa ini sinyal Demokrat bermain dua kaki, yakni di satu sisi bergabung dengan kubu Prabowo Subianto dan di sisi lainnya ke Jokowi.
"Saya kira enggak patut kalau saya ikut komentari itu. Itu urusan internal di Demokrat," tukasnya.
Namun, dia mengingatkan, pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun yang mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.
Advertisement