Ferdinand Demokrat Minta Polisi Jelaskan Operasi Plastik Ratna Sarumpaet

Menurut Ferdinand, operasi plastik yang dilakukan oleh Ratna bisa saja untuk menghilangkan luka akibat dianiaya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 03 Okt 2018, 11:02 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 11:02 WIB
Ratna Sarumpaet memberikan konfrensi pers terkait somasi ke Dinas Perhubunagn DKI
Ratna Sarumpaet memberikan konfrensi pers terkait somasi ke Dinas Perhubunagn DKI

Liputan6.com, Jakarta Kasus dugaan penganiayaan yang diduga menimpa aktivisi Ratna Sarumpaet langsung direspons oleh polisi. Penyelidikan pun dimulai guna mencari fakta-fakta tentang dugaan penganiayaan itu. Namun belakangan, hasil penyelidikan menyebutkan bahwa wajah Ratna yang lebam itu bukan karena dianiaya, melainkan operasi plastik.

Menanggapi hal ini, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meragukan fakta yang ditemukan oleh polisi. Oleh sebab itu, ia meminta polisi menjelaskan mengenai operasi plastik yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet.

"Polri saya lihat dalam keterangannya tidak menjelaskan operasi plastik apa yang dijalankan oleh Ratna Sarumpaet," kata Ferdinand saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Menurut Ferdinand, operasi plastik yang dilakukan oleh Ratna bisa saja untuk menghilangkan luka akibat dianiaya.

"Memar, lebam, dan segala macam. Operasi plastik memang bisa menolong dengan cepat. Menghilangkan bekas-bekas luka," ucap Ferdinand.

Ferdinand mengatakan sebaiknya polisi mengambil rekam medis di rumah sakit tempat Ratna dioperasi. Sehingga bisa diketahui alasan Ratna melakukan operasi plastik.

"Karena lucu, seorang Ratna melakukan operasi plastik tapi wajahnya kan tidak berubah. Tidak mempercantik, tidak memancungkan hidung, tidak melancipkan dagu, atau apapun. Tentu dia kan punya kepentingan tertentu melakukan operasi plastik di sana," terang Ferdinand.

Oleh karenanya, Ferdinand meminta pemerintah membentuk tim independen untuk menelusuri kebenaran dari peristiwa dugaan penganiayaan Ratna Sarumpaet. Sebab, kasus ini sudah menjadi perhatian masyarakat luas.

"Saya mengusulkan agar pemerintah membentuk semacam tim adhoc lah untuk mencari kebenaran atas ini. Karena ini kan tahun politik, pak Prabowo juga sudah ikut bicara saya pikir ini tida bisa diremehkan begitu saja. Publik akan mengetahui fakta kebenarannya. Ini sangat perlu karena isu ini sudah memecah publik," tandas Ferdinand.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Hasil Investigas Polisi

Berdasarkan penyelidikan Polda Jabar, ditemukan bahwa tidak ada konferensi negara asing di Jabar pada tanggal 21 September 2018. Kemudian, berdasarkan hasil pengecekan 23 rumah sakit di Jawa Barat, tak ada pasien atas nama Ratna Sarumpaet.

Hasil koordinasi dari pihak Bandara Husein, seperti sopir taksi, avsec, sopir rental, porter, dan tukang parkir, mereka tak mengetahui peristiwa penganiayaan Ratna Sarumpaet.

Kemudian, tak terdapat manifes kedatangan atau keberangkatan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet.

Sementara, Polda Metro Jaya menyelidiki bahwa jejak Ratna dalam waktu yang disebutkan dianiaya tengah berada di Jakarta. Hal itu terlihat dari call data record dan pembayaran di sebuah rumah sakit khusus bedah plastik di Menteng, Jakarta Pusat.

Hasil selengkapnya soal hasil investigasi ini akan diumumkan Polda Metro siang ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya