Liputan6.com, Jakarta Kasus dugaan penganiayaan dialami Ratna Sarumpaet terus bergulir. Usai Capres Prabowo Subianto menggulirkan pernyataan persnya, kini giliran Polri angkat suara dengan memvonih dugaan aniaya adalah hoax.
Liputan6.com mencoba kembali menyambangi kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018). Pantauan pukul 09.30 WIB, tidak ada tanda kehidupan dalam rumah tersebut.
Sempat mengucap salam dan mengetuk pagar, namun hasil yang sama didapat seperti saat disambangi hari sebelumnya. Pintu yang tergembok dan suasana sepi.
Advertisement
Menunggu sekira 30 menit, namun sampai saat ini keadaan masih sama, sunyi.
Bertanya kepada tetangga sekitar, mereka mengaku tidak melihat empunya rumah. Menurut pengakuan seorang ibu yang enggan disebut namanya, Ratna sempat terlihat beberapa hari lalu.
"Tidak ingat persisnya kapan, tapi rumah memang biasa sepi gini," ujar dia di lokasi, Rabu (3/10/2018).
Saat ini Ratna memang belum secara gamblang menunjukkan wajah yang disebut-sebut lebam usai dianiaya pada 21 September 2018. Semalam, Capres Prabowo Subianto menegaskan siap membawanya ke jalur hukum demi mengungkap dalam di balik insiden terkait.
Polda Metro Jaya telah menyelidiki kabar dugaan penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Kabar ini viral di media sosial. Bahkan, sejumlah tokoh ternama, seperti politikus Partai Gerindra Fadli Zon dan Rachel Maryam menyebarkan di akun Twitternya bahwa Ratna Sarumpaet benar-benar dianiaya.
Namun, kabar tersebut berbanding terbalik dengan fakta yang ditemukan kepolisian di lapangan. Berikut fakta yang ditemukan polisi berdasarkan penyelidikan Polda Metro Jaya yang didapat Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Fakta Penyelidikan
Mereka langsung masuk ke dalam RSK Bina Estetika dan menolak memberikan komentar terkait kedatangannya. Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya AKBP Sapta juga sempat terlihat di lokasi. Namun, dia juga menolak memberikan keterangan terkait kehadirannya.
Sejumlah polisi berpakaian bebas juga berjaga di luar RSK Bina Estetika. Pihak keamanan RSK Bina Estetika pun tak memperbolehkan para awak media bertemu dengan Bagian Operasional RSK Bedah Bina Estetika Farhan dan Manajer Medis RSK Bina Estetika Dr Inggrid.
"Maaf di luar saja. Kami tidak ada informasi," ujar seorang petugas keamanan RSK Bina Estetika, Rabu (3/10/2018).
Polda Metro Jaya telah menyelidiki kabar dugaan penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Kabar ini viral di media sosial. Dari foto yang beredar, aktivis perempuan itu mengalami luka lebam dan bengkak di bagian wajah hingga sulit dikenali.
Berdasarkan pengakuan pihak Ratna Sarumpaet, dia dianiaya orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.
Jajaran Polda Jawa Barat memastikan, tidak ada tindak pidana penganiayaan dan pengeroyokan terhadap aktivis sosial Ratna Sarumpaet di wilayahnya. Polisi memiliki sejumlah bukti terkait hal itu.
"Tidak ditemukan bukti-bukti kejadian 170 jo 351 (penganiayaan secara bersama-sama) dengan korban RS (Ratna Sarumpaet) di Jabar," ujar Direktur Reskrimum Polda Jawa Barat Kombes Umar Surya Fana saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Umar menuturkan, pihaknya langsung menyelidiki informasi penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet yang sempat viral di media sosial. Polisi langsung mengecek sejumlah rumah sakit di Bandung dan sekitarnya.
Dari total 26 rumah sakit di Bandung dan delapan di Cimahi yang ditelusuri, polisi tidak menemukan adanya pasien bernama Ratna Sarumpaet pernah dirawat di sana.
Berdasarkan pengakuan pihak Ratna, dia dianiaya orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018. Dia kala itu baru pulang bersama rekannya dari Sri Lanka dan Malaysia setelah mengikuti konferensi internasional.
Advertisement