KNKT: Lion Air PK-LQP Alami Masalah Teknis pada Penerbangan Denpasar-Jakarta

KNKT telah menemukan pentunjuk-petunjuk dari penyebab jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Karawang pada Senin 29 Oktober.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2018, 18:41 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 18:41 WIB
Penampakan Mesin Turbin Pesawat Lion Air JT 610
Petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa turbin pesawat Lion Air PK-LQP JT610 di posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (4/11). Mesin tersebut ditemukan di perairan Tanjung Karawang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menemukan pentunjuk-petunjuk dari penyebab jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Karawang pada Senin 29 Oktober. Hasil investigasi KNKT menunjukkan, pesawat dengan nomor register PK-LQP itu telah mengalami kerusakan pada empat penerbangan sebelum jatuh, salah satunya saat rute Denpasar-Jakarta.

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono menyebutkan hal tersebut terungkap dari bagian kotak hitam atau black box Lion Air yang memuat flight data recorder (FDR). "Kami melihat ada beberapa dari kita lihat datanya memang kita sudah akui bahwa penerbangan dari Denpasar ke Jakarta ada masalah teknis," kata dia di kantornya, Senin (5/11/2018)

Hal tersebut sesuai dengan rumor yang sempat heboh dan beredar di sosial media.

"Rumor yang berlangsung di media sosial begitu hebatnya dan sekaligus kami memberikan klarifikasi bahwa di dalam black box itu ternyata ada empat penerbangan (Lion Air) yang mengalami masalah dengan indikator air speed," ujarnya.

 

Penyebab Pasti Belum Diketahui

Dia menyebutkan, kerusakan yang terjadi adalah pada penunjuk kecepatan atau air speed indicator. Namun untuk penyebab pastinya saat ini belum dapat diketahui.

"Tapi ternyata dari data black box itu, penerbangan sebelum Denpasar pun mengalami kerusakan. Nah inilah pentingnya black box, kalau tanpa itu kita sangat sulit untuk membuktikan ada masalah," sambungnya.

Kendati demikian, dia menegaskan saat ini kondisi tersebut belum dapat dijadikan patokan sebagai penyebab insiden kecelakaan pesawat.

"Jadi saya ulang lagi bahwa seperti yang kami sampaikan sebelum-sebelumnya, sebelum ada data faktual, KNKT tidak pernah menduga-duga. Kami hanya bisa berbicara berdasarkan fakta," Soerjanto memungkasi.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya