Polemik Sikap PSI Larang Poligami, Ini Kata Imam Besar Istiqlal

Nasaruddin mengatakan, untuk berpoligami, seorang muslim harus menjalani satu syarat yang tidak bisa ditinggalkan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 18 Des 2018, 07:42 WIB
Diterbitkan 18 Des 2018, 07:42 WIB
Ahmad Romadoni/Liputan6.com
Imam besar Istiglal KH Nasaruddin Umar (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sikap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melarang kadernya berpoligami menimbulkan polemik di masyarakat.

Sebagian pihak menganggap langkah PSI bertentangan dengan ajaran Islam yang membolehkan Poligami, sebagian lain menilai langkah itu sebagai upaya menghilangkan diskrimnasi terhadap kaum perempuan.

Terkait polemik itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar tak menampik perempuan masih jadi objek ketidakadilan di balik praktek Poligami. 

"Harus diakui praktik poligami selama ini, jadi sebab atas banyak kasus perceraian, kekerasan terhadap perempuan, ekonomi ambruk, dan anak-anak jadi korban penelantaran," ujar dia saat mengisi acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di Kantor DPP PSI, Senin 17 Desember 2018.

Dia mengakui, memang dalam Islam Poligami dibolehkan. Ada ayat dalam Alquan yang mengatur hal tersebut. Namun, untuk poligami, seorang muslim harus menjalani satu syarat yang tidak bisa ditinggalkan.

"Islam hadir untuk meredam pernikahan tanpa batas. Dibatasi jadi 3 atau 4 istri saja, syaratnya harus adil. Tapi ayat lain mengunci, dikatakan bahwa laki-laki tidak akan bisa adil secara kualitatif atau menyangkut perasaan. Jadi logikanya apa? Jangan poligami," kata dia.

Lebih jauh, dia menyinggung peran Nabi Muhammad dalam mengangkat derajat kaum perempuan pada masa itu, ketika perempuan berada dalam subordinat laki-laki dan kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif.

"Bahwa Nabi Muhammad yang pertama kali menghentikan tradisi mengekstradisi perempuan yang sedang menstruasi. Dulu perempuan tidak boleh di-akikah, hanya laki-laki. Islam, lewat Nabi Muhammad SAW, memulai akikah bagi kaum perempuan," ucap dia.

Islam juga yang memperkenalkan dan mengizinkan perempuan berkiprah di ranah publik.

"Aisyah RA, istri nabi juga ikut berperang, ikut  merawat, sebelumnya tidak boleh. Perempuan juga boleh menuntut ilmu setinggi-tingginya. Saya ingin mengatakan begini, berhentilah mendeskreditkan perempuan atas nama ayat," tegas mantan Wakil Menteri Agama itu. 

 

Pesan Untuk Kader PSI

Sebagai seorang akademisi dan ulama, Kiai Nasar menitipkan pesan kepada caleg-caleg PSI yang akan maju di Pemilu 2019. 

"Seandainya nanti ada kejutan, apa yang diinginkan di Pemilu 2019 tercapai, saya titipkan harapan, untuk adinda-adinda yang bersih dari kontaminasi pikiran masa lampau yang destruktif, peliharalah pikiran jernihnya untuk menatap masa depan," Nasaruddin. 

Sebelumnya, saat mengantar acara, Sekjen PSI Raja Juli Antoni membantah kalau aturan poligami dipartainya disebut menentang aturan yang berlaku dalam Islam. 

Menurut dia, aturan melarang poligami merupakan salah satu cara yang ditempuh PSI adalah mendisiplinkan kader dan pengurus untuk tidak berpoligami.

"Sikap soal poligami ini tidak terkait dengan tafsir agama, tapi menyangkut masalah sosial," kata Toni.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya