Tsunami Selat Sunda, Pelabuhan Merak Dipastikan Beroperasi Normal

Air laut sempat mengalami surut saat tsunami menerjang wilayah pesisir di sekitar Selat Sunda.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Des 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 23 Des 2018, 08:30 WIB
Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami (Pixabay)

Liputan6.com, Cilegon - Pelabuhan Merak kembali beroperasi normal meski tsunami menerjang pesisir di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22 Desember 2018) malam.

"Aman terkendali. (Beroperasi) Normal," kata Ira Puspadewi, Dirut PT ASDP Ferry Indonesia Persero, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Minggu (23/12/2018).

Ira menjelaskan, pelayanan transportasi di Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, tetap terlayani seperti biasa.

Malam tadi, pada Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 23.00 WIB hingga Minggu, 23 Desember 2018, pukul 02.00, air laut sempat surut. Beberapa wilayah di daerah Banten diterjang tsunami.

"Surut di Merak adalah dari jam 11 malam hingga sekitar pukil 2 dini hari. Sejak itu sudah normal," ujarnya.

 

 

43 Korban Meninggal

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Saat ini, jumlah korban telah mencapai 43 orang.

"Data sementara pagi pukul 07.00 WIB, total dampak tsuami mencapai 43 meninggal dunia," kata Sutopo, Mingggu (23/12/2018).

Dia menambahkan, jumlah korban luka akibat tsunami mencapai 584 orang. Selain itu dua orang dinyatakan hilang.

"430 unit rumah rusak berat. Sembilan hotel rusak, 10 kapal rusak berat, banyak mobil terkena dari dampak tsunami ini," ucap Sutopo.

Dari tiga kabupaten yang terkena tsunami, daerah yang paling parah terkena bencana tsunamiini terletak di Kabupetan Pandeglang. Tepatnya di daerah wisata.

"Sekitar Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Laga, Pantau Lanimbang, dan Pantai Carita," ucap Sutopo.

Saksikan video pilihan di bawah ini 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya