Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugie mengatakan, total korban meninggal hingga pukul 09.00 WIB, berjumlah 397 orang. Mereka menjadi korban terjangan tsunami di Selat Sunda pada Sabtu malam pekan lalu sekitar pukul 21.27 WIB.
"Dalam rangka mengevakuasi korban, sampai hari ini jam 09.00 WIB tadi, sudah 397 orang yang meninggal dunia. Yang luka-luka 1.028, hilang 77 orang," kata Syaugie di Kecamatan Labuan, Banten, Selasa (25/12/2018).
Dalam mengevakuasi korban tsunami, ia mengerahkan 250 orang, terdiri dari personel yang didatangkan dari Jakarta, Bandung dan Lampung.
Advertisement
"Tentunya ini tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD maupun pemerintah daerah setempat," ujar Syaugie.
Ia pun menyebut, pihaknya melakukan evakuasi di enam sektor yang mana empat sektor berada di Pulau Jawa seperti Anyer, Carita, Labuan dan Tanjung Lesung hingga ke Sumur. Dan dua sektor lagi berada di kawasan Lampung Selatan.
"Kita kerahkan dua helikopter Basarnas dan dua perahu karet untuk mengambil korban-korban yang masih terisolir di pulau-pulau sekitar pulau Jawa ini. Kami berharap sinergitas yang baik ini antara Basarnas, TNI, Polri maupun stakeholder yang lain," sebutnya.
"Mudah-mudahan cuaca mendukung, karena tadi saya baru saja mengecheck sampai Tanjung Lesung lewat udara banyak di situ kejadian-kejadian atau puing-puing yang masih ada, kemudian saya melihat tim Basarnas, TNI dan Polri menyusuri pantai itu sampai ke selatan. Kalau-kalau masih ada lagi korban yang belum ditemukan begitu," sambungnya.
Jenderal bintang tiga ini pun mengaku, pihaknya akan lebih fokus mencari para korban tsunami di daerah Labuan.
"Ya, saya khususnya meninjau dari tim SAR gabungan ya, tim SAR Basarnas yang ada di Labuan ini khususnya. Tadi kami sudah dari Anyer, Carita sampai Tanjung Lesung. Nah sekarang fokusnya di sini (Labuan), untuk memastikan dan menyakinkan tim SAR gabungan melakukan evakuasi dengan cepat dan benar," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Korban Meninggal Teridentifikasi
Sementara itu, sebanyak 185 dari 222 jenazah sudah teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri bersama RSUD Berkah Pandeglang, pascatsunami Selat Sunda. Baru 170 jenazah yang sudah diambil oleh keluarga, sisanya masih di RSUD Berkah.
"Terdapat 37 jenazah yang masih belum teridentifikasi, kendalanya tidak ada identitas yang melekat pada korban, ada juga sidik jari yang rusak dan kurangnya data antemortem," kata Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi di Posko Polda Banten di Hotel Wira, Pandeglang, Senin malam kemarin.
Sementara itu, di tempat yang sama, Kabag Infodok Divisi Humas Polri, Kombes Sulistyo Pudjo menambahkan jumlah masyarakat yang mengungsi akibat tsunami di Banten sebanyak 8.050 orang.
"Kepolisian telah membuka posko pengungsian di beberapa wilayah di antaranya di Kecamatan Panimbang Desa Sabana, Kecamatan Pulosari dengan titik pengusian Kantor Desa Sukasari, Kecamatan Sumur, dan di Desa Angsana. Di Hotel Wira Carita ini kita juga buka posko bantuan," ujar Sulistyo.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement