Liputan6.com, Jakarta - Peredaran narkoba di Indonesia pada awal 2019 mengalami penurunan ketimbang tahun sebelumnya. Hal itu diyakini karena tingginya intensitas razia yang dilakukan jajaran kepolisian, baik di tingkat pusat maupun daerah jelang libur Natal dan Tahun Baru.
"Ada penurunan dibanding awal tahun lalu. Kita maksimalkan razia pada akhir tahun," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (5/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Untuk peredaran narkoba jenis ganja, tercatat pada awal tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 68,30 persen dari tahun sebelumnya. Barang bukti yang diamankan dari 1 ton lebih menjadi 318 kilogram.
Begitu juga narkoba jenis sabu mengalami penurunan sebesar 28,69 persen. Dari barang bukti 104 kilogram menjadi 74 kilogram.
Narkoba jenis ekstasi kemudian juga mengalami penurunan cukup signifikan yaitu 96,97 persen. Total barang bukti yang disita dari tahun sebelumnya 78.519 butir, menjadi awal 2019 hanya 2.377 butir ekstasi.
"Untuk ekstasi memang paling banyak digunakan saat akhir dan awal tahun," tutur Eko.
Â
469 Kasus
Meskipun dari sisi jumlah barang bukti menurun, pada awal tahun 2019 jumlah kasus meningkat dari 384 kasus menjadi 469 kasus atau naik 22,14 persen.
"Jumlah tersangka juga mengalami kenaikan, dari 481 orang menjadi 622orang atau naik 29,31 persen," ucap Eko.
Pada pekan pertama Januari 2019 ini, wilayah dengan kerawanan narkoba tertinggi adalah Polda Jawa Barat. Selanjutnya disusul wilayah Polda Sumatera Utara dan Polda Sumatera Selatan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement