Waketum DMI: Indonesia Damai Jadi Contoh Banyak Negara di Dunia

Syafruddin menekankan pentingnya kerukunan umat bagi peradaban kemajuan Islam.

oleh Muhammad Ali diperbarui 03 Feb 2019, 22:06 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2019, 22:06 WIB
ISYEF Point Masjid Cut Meutia
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Syafrudin memberikan sambutan saat peresmian tempat nongkrong Isyef Point di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Selasa (20/11). Selain itu Menteri PAN-RB Syafruddin juga meluncurkan aplikasi Isyef. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Syafruddin mengajak para ibu yang tergabung dalam majelis taklim untuk menjaga persatuan Indonesia sebagai negara yang pluralis dengan menjalankan dan menjaga ukhuwah Islamiyah.

"Keberagaman dan ukhuwah Islamiyah yang membuat Indonesia damai menjadi contoh banyak negara di dunia. Untuk itu mari kita istiqomah menjalankan ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari," kata Syafruddin dalam acara Dzikir, Tausyiah dan Doa bersama untuk Pemilu Damai yang diselenggarakan Dewan Masjid Indonesia, Sabtu 2 Februari 2019.

Itulah yang menjadi alasan banyak negara di dunia yang sedang mengalami konflik meminta Indonesia menjadi juru damai.

"Sebagai negara Islam terbesar ternyata Indonesia bisa hidup damai dan rukun dengan sesama. Sehingga negara seperti Filipina, Myanmar dan Afghanistan minta kita mendamaikan konflik yang ada," ungkap Syafruddin.

Selain itu juga Islam masuk ke Indonesia dengan cara yang damai. Berkembang dengan adat ketimuran.

Pada kesempatan itu, pria yang menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi ini menekankan pentingnya kerukunan umat bagi peradaban kemajuan Islam. Seperti perpecahan yang terjadi di kawasan jazirah Arab banyak terjadi pertikaian di antara sesama Muslim.

"Pergesekan justru terjadi di negara muslim seperti Suriah, Irak, Yaman dan lainnya. Sedangkan di benua eropa kehidupan damai sehingga Islam bisa berkembang sangat pesat," ucap Syafruddin.

 

Islam Berkembang Pesat

ISYEF Point Masjid Cut Meutia
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Syafrudin (ketiga kiri) meresmikan tempat nongkrong Isyef Point di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Selasa (20/11). Isyef Point akan menjadi pusat pemberdayaan ekonomi pemuda dan remaja Masjid. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebab saat ini peradaban Islam di benua Eropa berkembang sangat pesat. Mantan Wakapolri berbintang tiga ini menceritakan saat menempuh pendidikan di Inggris, jumlah masjid yang ada hanya delapan.

"Masjid saat ini di London sudah ratusan dan mayoritas kaum ibu-ibu yang mengisi kegiatannya," tutur Syafruddin.

Bahkan dalam penelitian di Jerman mengatakan di masa mendatang sebagian besar penduduk benua Eropa beragama Islam. Dan pertumbuhan masjid sebagai simbol peradaban Islam akan berkembang sangat pesat di Eropa.

"Untuk itu mari kita jaga masjid sebagai tempat suci untuk kegiatan suci, jangan untuk kegiatan yang tidak penting," tegas Syafruddin.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Plt Sekjend DMI, Arief Rosyid, pengurus DMI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur, Syafruddin mengapresiasi para pengurus DMI yang telah melaksanakan kegiatan ini secara serempak.

Harapannya kegiatan ini akan menjadi penguat kerukunan dan membuat Indonesia semakin damai sehingga dapat berkontribusi positif untuk perkembangan peradaban Islam.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya