Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, pihaknya akan membela Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pelanggaran kampanye oleh Mapolresta Surakarta. Fadli menilai, pelanggaran hanya bersifat administratif saja.
"Saya kira kami akan bela habis-habisan tentu saja. Karena menurut saya ini tidak perlu. Kalau kita lihat apa yang terjadi ini kan bersifat administratif saja ya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Baca Juga
Fadli meminta agar kasus ini tidak dikriminalisasi. Pasalnya, banyak juga kasus pelanggaran kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 namun tidak ditindaklanjuti oleh kepolisian.
Advertisement
"Jangan dikriminalisasi. Banyak juga pelanggaran yang dilakukan paslon 01 tapi tidak ditindaklanjuti," ungkap dia.
Dia juga menduga ada penargetan secara sengaja pada anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Hal itu kata dia terlihat dari beberapa kasus yang menimpa anggota BPN seperti Ahmad Dhani dan Slamet Ma'arif.
"Ini polanya makin hari mendekati pemilu makin banyak tokoh-tokoh yang merupakan bagian dari BPN seperti ditarget," ujarnya.
Upaya penargetan itu diduga Fadli untuk menekan kritik ke pemerintah. Serta menghambat kinerja pemenangan Prabowo-Sandiaga.
"Sekaligus juga menghambat kerja BPN untuk memenangkan Prabowo-Sandi," ucap dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Soal Dukungan Muchdi PR
Selain itu, Fadli Zon juga enggan ambil pusing dengan langkah Wakil Ketua DPP Partai Berkarya Mayjend (Purn) Muchdi PR yang mengalihkan dukungan ke pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sebab, kata dia sudah banyak juga jenderal purnawirawan lain yang mendeklarasikan mendukung Prabowo-Sandi.
"Enggak ada masalah, itu hak pribadi. Kita sudah ratusan jenderal-jenderal hebat ikut bergabung dengan kita," kata Fadli.
Dia menilai tidak perlu ada yang ditakuti dari peralihan dukungan Muchdi ke kubu Jokowi. Meskipun jenderal yang disebut-sebut itu ahli dibidang intelijen.
"Enggak, kita juga ahli (intelijen) kok. Kita juga ahli banyak yang ahli ya," ungkap Fadli.
Dia juga menegaskan yang bersangkutan tidak pernah ada komunikasi dengan Partai Gerindra. Karena, Muchdi sudah lama hengkang dari partai besutan Prabowo Subianto itu.
"Jarang ya karena kan Pak Muchdi ini kan sudah dua kali pindah partai. Dari Gerindra pindah ke PPP, PPP pindah ke Berkarya. Jadi udah pindah-pindag hak beliaulah," ucap Fadli.
Â
Reporter: Sania Mashabi
Advertisement