Tumbuhkan Santripreneur, Kemenperin Beri Bantuan Alat Produksi ke Pesantren

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para santri untuk menjadi wirausaha industri.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 17 Mar 2019, 07:53 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 07:53 WIB
Santripreneuer
Direktur Jenderal Industri, Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mendorong para santri untuk menjadi wirausaha industri. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para santri untuk menjadi wirausaha industri. Harapannya, selepas dari pesantren, mereka memiliki keahlian dan siap berwirausaha.

"Kami melihat pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri, Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, usai memberi bantuan alat produksi di Pondok Pesantren Ilmu Al Qur'an, Bogor, Sabtu (16/3/2019).

Berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 dengan total santri sekitar 4.028.660 orang. Dari total pondok pesantren yang ada, sekitar 23.331 atau 80 persen di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur.

Dengan jumlah yang cukup besar, lanjut Gati, pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan tersebut.

"Ada potensi penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun. Selain itu, memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak ponpes yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis," terangnya.

Mengapa kewirausahaan menjadi suatu hal yang penting? Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2017, Indonesia saat ini berada di peringkat 90 dalam hal kewirausahaan diantara 137 negara atau di peringkat 16 diantara negara-negara Asia Pasifik.

Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan Vietnam (87), Filipina (76), Thailand (65), Malaysia (54), Brunei Darussalam (53), dan Singapura (24).

"Negara bisa dibilang industri maju itu kalau wirausahanya mencapai 4 persen. Nah kita ini masih dikisaran antara 2,8-2,9 persen," kata dia.

Oleh karena itu, Kemenperin mendorong agar para santriwan dan santriwati selepas lulus dari pondok pesantren untuk menjadi seorang Santripreneur. Ini agar selepas menimba ilmu agama mereka memiliki keahlian.

Guna mendukung hal tersebut, Kemenperin telah menyiapkan beberapa program atau model untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri.

"Sebetulnya program ini sudah bergulir sejak tahun 2013. Di tahun 2018 kami melihat potensi pesantren untuk menjadi wirausaha ini besar sekali. Tapi mengingat keterbatasan anggaran, tahun ini hanya sekitar 200 pesantren yang akan mendapat bantuan, diantaranya dua pesantren di Bogor ini," ucapnya.

Bantuan tersebut berupa satu mesin dan peralatan produksi untuk menunjang wirausaha kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Ilmu Al Qur'an, Kecamatan Ciomas dan di Ponpes Alshriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya