Liputan6.com, Aceh - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyambangi sejumlah pondok pesantren di Aceh. Kunjungan tersebut dalam rangka mengkampanyekan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin dan menangkal hoaks.
Kehadiran timses Jokowi pun dimanfaatkan pengurus pesantren untuk menyampaikan keluh kesahnya mengenai fasilitas pesantren pascatsunami beberapa tahun silam.
Baca Juga
Seperti disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Diniyah Islamiyah (Budi), Tengku Haji Asnawi. Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya terus melakukan pembangunan. Namun, hal tersebut tidak berjalan pesat sehingga para santri tidak mendapat fasilitas yang memadai.
Advertisement
"Bangunannya habis kena tsunami. Perlu disampaikan di sini bahwa kami sangat memerlukan bantuan-bantuan karena santrinya terus bertambah," kata Asnawi di Pondok Pesantren Budi, Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Rabu 6 Maret 2019.
Asnawi mengatakan, sebelum bencana tsunami, santrinya mencapai dua ribu orang. Namun, pesantren yang berdiri sejak 1967 itu saat ini hanya menyisakan sekitar seribuan santri yang tidak memiliki gedung yang layak untuk belajar.
"Kami harapkan datang bantuan untuk pesantren ini," lanjutnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, pembangunan di Aceh merupakan prioritas Jokowi selama empat tahun pemerintahannya. Menurutnya, Jokowi sangat mencintai Aceh, terlebih karena Jokowi pernah berkarir selama tiga tahun di Kota Serambi Mekkah itu.
"Aceh adalah rumah kedua Pak Jokowi," kata Hasto.
Hasto menjelaskan, pembangunan di pesantren-pesantren juga akan digenjot setelah RUU Pesantren disahkan. Dengan begitu, Jokowi punya wewenang untuk mengalokasikan dana untuk pesantren dari APBN.
Selain itu, Caleg PDI Perjuangan, Zuhairi Misrawi mengatakan, Jokowi tercatat sebagai presiden yang paling banyak ke pesantren dan membangun pesantren.
"1 juta santri mendapatkan beasiswa. Jadi Jokowi adalah presiden yang memuliakan dan mengangkat harkat santri," ucap Zuhairi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cinta Ulama
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Ekonomi, Lukmanul Hakim menerangkan, pembangunan pesantren dan ekonomi kekuatan tentu menjadi prioritas Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kiai Haji Ma'ruf Amin, tidak mungkin, tidak mengawal pemikiran-pemikiran Islam. Perjuangan Abah Ma'ruf tidak akan berubah sebagai kiai, ulama. Hanya memindahkan area perjuangan, dulu kultural, sebentar lagi struktural," tuturnya.
Lukmanul menyebutkan, di era pemerintahan Jokowi, pemerintah telah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Jokowi juga mengesahkan Hari Santri Nasional di Indonesia.
Dengan itu, Jokowi justru mengangkat harkat dan martabat santri. Semenjak adanya Hari Santri, ijazah santri diakui pemerintah dan kampus negeri.
"Hoaks itu kalau Jokowi-Ma'ruf Amin akan menghapus pelajaran agama, akan meminggirkan pesantren," tandas Lukmanul.
Advertisement