Neraca Dagang Defisit, Jokowi Minta Ibu-Ibu Pakai Merek Lokal

Jokowi meminta Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia untuk bekerja sama dengan pemilik mal memberikan ruang strategis kepada merek lokal.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 15 Agu 2019, 20:51 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 20:51 WIB
Presiden Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan gelar tanda kehormatan di Istana Kepresidenan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung ibu-ibu yang gemar menggunakan barang brand luar negeri hasil impor. Padahal, kata dia, saat ini neraca perdagangan tengah defisit.

"Neraca perdagangan kita masih defisit. Juga defisit transaksi berjalan kita masih gede. Kalau kita senangnya barang impor, impar impor impar impor, terutama ibu-ibu. Senangnya kalau sudah pegang brand luar senang banget," kata Jokowi saat menghadiri Hari Belanja Diskon Indonesia di Senayan City Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Untuk menekan defisit neraca perdagangan, Jokowi meminta agar produsen menguasai pasar dalam negeri. Selain itu, Jokowi meminta agar masyarakat mulai mencintai dan menggunakan produk-produk luar negeri.

Menurut dia, saat ini brand Indonesia tak kalah bagusnya dengan merek luar negeri. Bahkan, produsen lokal sudah mulai melakukan ekspor ke luar negeri.

"Apa sih, masalah baju? Desainer kita jago-jago. Barang kita di Vietnam laku keras," ucapnya.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia untuk bekerja sama dengan pemilik mal memberikan ruang strategis kepada brand lokal. Dia tak ingin produk lokal kalah bersaing dengan merek asing.

"Tadi cari mal atau tempat strategis. Sehingga produk kita bawa masuk ke negara lain lewat cara-cara itu. Sehingga yang kecil-kecil terangkut semuanya," jelas Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Neraca Perdagangan Indonesia

Januari-Juli 2019, Neraca Dagang Indonesia Defisit USD 1,9 Miliar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca dagang Indonesia sepanjang Januari hingga Juli 2019 mengalami defisit sebesar USD 1,9 miliar atau setara Rp 27 triliun. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2019 defisit sebesar USD 63,5 juta. Defisit tersebut disumbang oleh defisit sektor migas sebesar USD 142,4 juta sedangkan sektor nonmigas surplus USD 78,9 juta.

Sepanjang Januari hingga Juli neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,9 miliar. Sementara jika dibandingkan tahun lalu defisit menurun karena tahun lalu defisit necara perdagangan Indonesia lebih besar sekitar USD 3,2 miliar.

Adapun neraca perdagangan Indonesia masih surplus terhadap Amerika Serikat sebesar USD 5,1 miliar serta kepada India dan juga belanda. Untuk Tiongkok neraca perdagangan Indonesia defisit cukup besar sekitar 11,05 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya