Cerita soal BJ Habibie dan Krisis 1998

Saat menjabat sebagai presiden, BJ Habibie mendapatkan kondisi Indonesia di tengah kerusuhan dan pengunduran diri Soeharto.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2019, 19:23 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2019, 19:23 WIB
Tokoh Politik hingga Pejabat Tinggi Negara Hadiri Sidang Tahunan MPR
Presiden ke-3 RI BJ Habibie tiba menghadiri Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/8). Tema sidang tahunan kali ini Bhinneka Tunggal Ika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Baharoeddin Joesoef Habibie atau lebih dikenal BJ Habibie adalah Presiden ketiga Republik Indonesia. Ia lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936 silam.

BJ Habibie terkenal memiliki banyak prestasi. Dalam sejarahnya, BJ Habibie menggantikan posisi Presiden Soeharto pada 1998 yang disebabkan oleh banyaknya tekanan dan berujung kerusuhan pada tahun tersebut.

Ia menjabat sebagai Presiden RI selama satu tahun, yakni pada 1998-1999. Selama perjalanan hidupnya, pria yang akrab disapa Habibie ini pernah menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (1978) sekaligus merangkap Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTT) dan Wakil Presiden Indonesia (1998).

Saat Habibie menjabat sebagai Presiden, kondisi Indonesia di tengah kerusuhan dan pengunduran diri Soeharto.

Pada awal masa kepemimpinannya, Habibie langsung membentuk sebuah kabinet. Tugas penting Habibie yakni untuk mendapatkan kembali dukungan Dana Moneter Internasional dan program pemulihan ekonomi oleh komunitas Negara-negara donor.

Saat itu pada 1998, nilai tukar rupiah tercatat nyaris menyentuh Rp 15.000 per dolar AS. Pada Januari 1998, Rupiah sempat menyentuh 14.800 per dolar AS, dan paling parah pernah terjadi pada Juni 1998, di mana USD 1 senilai Rp 16.800.

Namun, nilai tukar Rupiah pada era tersebut mampu dikendalikan Presiden BJ Habibie. Dia berhasil menekan Rupiah dari belasan ribu hingga berada di bawah Rp 7.000 jelang akhir masa pemerintahannya.

Di era pemerintahannya juga, landasan kokoh bagi Indonesia berhasil BJ Habibie berikan di antaranya Undang-Undang Anti Monopoli (Undang-Undang Persaingan Sehat), Undang-Undang Otonomi Daerah, dan Undang-Undang Partai Politik.

Dampak dari Undang-Undang Otonomi Daerah yang dibuat keras oleh Habibie mampu meredam gejolak dan disintegrasi yang terjadi sejak era Orde Baru.

Di periode kepemimpinannya pada 1998-1999, BJ Habibie mengambil keputusan kontroversional, yakni Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Anak Brilian Indonesia

Habibie Ainun
BJ Habibie dan Ainun Habibie (sumner: wikipedia)

BJ Habibie dikenal sebagai seorang yang pintar dan jenius. Semasa kecil, Habibie memiliki ketertarikan pada bidang teknologi terutama fisika.

Ia pernah menempuh studi Strata 1 atau S1 di ITB Bandung. Setelah lulus dari ITB, Habibie memilih untuk meneruskan studi di Srata 2 dan 3 di Universitas Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule, Jerman.

Habibie kemudian melanjutkan program doktoral setelah menikahi Hasri Ainun Besari pada 1962 yang merupakan teman SMAnya.

Selama hidup di Jerman, Habibie dapat membiayai bangku kuliah dan rumah tangganya sendiri. Ia lulus sebagai mahasiswa summa cum laude pada studi S-3nya dengan gelar Doktor Ingeunier (Doktor Teknik).

Setelah lulus, Habibie bekerja sebagai Kepala Penelitian atau Perkembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg pada 1965-1969.

Kemudian pada 1969-1973, Habibie menjabat sebagai Kepala Divisi Metode dan Teknologi Industri Pesawat Terbang Komersial dan militer di MBB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya