Fadli Zon: Saya yang Mengusulkan Prabowo Jadi Menhan

Fadli Zon mengakui sebagai orang yang mengusulkan Prabowo agar mengisi jabatan Menteri Pertahanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2019, 15:18 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 15:18 WIB
Fadli Zon
Fadli Zon (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengungkap peran dirinya di balik keputusan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo.

Fadli mengakui sebagai orang yang mengusulkan Prabowo agar mengisi jabatan Menteri Pertahanan.

"Saya termasuk yang mengusulkan Pak Prabowo untuk menjadi Menhan. Ide saya malah itu pertama," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Fadli Zon mengusulkan Prabowo mengisi kursi Menteri Pertahanan jika Gerindra bergabung dengan pemerintah. Kata dia, posisi tersebut memiliki peran penting di samping masalah pangan dan energi yang selama ini digaungkan Gerindra.

Usulan tersebut dia sampaikan kepada Prabowo pada awal Agustus. Dengan catatan saat itu, jika Gerindra memutuskan bergabung dengan lingkaran pemerintah.

"Mengusulkan kalau kita mau koalisi, yang bisa kita perbuat cukup banyak terutama adalah di kementerian pertahanan, tentu di samping masalah pangan dan energi," kata Fadli Zon.

Terkenal Vokal

Fadli Zon mengaku siap memberikan kritik dan masukan terhadap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai anggota komisi I yang membidangi pertahanan. Terutama, dalam rapat Komisi I dengan Kementerian Pertahanan sebagai mitra kerja.

"Ya kalau rapat kita kasih masukan. Karena lima tahun kemarin jarang mengkritisi masalah pertahanan, yang saya kritisi kebanyakan ekonomi dan politik dan hukum," kata Fadli Zon.

Fadli terkenal sebagai kritikus paling vokal terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo selama menjabat sebagai Wakil Ketua DPR periode lalu. Saat ini, posisi Gerindra berada dalam pemerintahan.

Dia menyatakan, siap memberikan kritik sebagai anggota legislatif. Menurutnya, kritik adalah vitamin demokrasi.

"Kalau cara berpikirnya karena ini sudah di koalisi terus tidak boleh mengkritik, saya kira orang itu nggak ngerti demokrasi," kata dia.

Fadli menyebut, kritik merupakan tanda sayang. Dia mengatakan kritik tidak masalah selama rasional.

"Jadi mengkritik itu tanda kita punya kepedulian terhadap bangsa dan negara. Ketimbang diam apalagi sekadar menjadi penjilat," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya