3 Fakta soal Harta Karun Peninggalan Sukarno di Bone yang Bikin Geger

Harta karun tersebut terdiri dari dua buah batangan logam berlogo Presiden Sukarno, tiga buah batangan logam dengan logo tulisan London tahun 1818.

oleh Maria Flora diperbarui 29 Nov 2019, 16:31 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 16:31 WIB
Polisi menyelidiki kadar logam harta karun peninggalan Sukarno di Bone (Fauzan/Liputan6.com)
Polisi menyelidiki kadar logam harta karun peninggalan Sukarno di Bone (Fauzan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Logam mulia dan kepingan koin yang diduga harta karun peninggalan harta Presiden pertama Sukarno gegerkan warga Bone, Sulawesi Selatan.

Harta karun tersebut ditemukan di kebun milik Kepala Desa Pinceng, Pute, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, bernama Sudirman. Sudirman mengaku harta tersebut ditemukan setelah dirinya mendapatkan wangsit lewat mimpi.

"Warga yang melihat langsung sih percaya kalau itu emas," kata Yusril, salah satu warga.

Polisi yang mendapat laporan tersebut langsung bergerak cepat. Uji kadar logam dilakukan untuk mengecek keasliannya.

Lantas, benarkah harta karun yang diduga milik presiden pertama Sukarno itu murni mengandung emas?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kuningan Biasa

Batangan logam dan kepingan koin yang diduga sebagai harta peninggalan soekarno di Bone, Sulsel (Fauzan/Liputan6.com)
Batangan logam dan kepingan koin yang diduga sebagai harta peninggalan soekarno di Bone, Sulsel (Fauzan/Liputan6.com)

Kapolres Bone, AKBP Made Ary Pradana melalui Kasat Intelkam Polres Bone, AKP Surahman, mengungkap logam harta karun yang diklaim sebagai peninggalan Sukarno itu tidak sedikitpun mengandung logam mulia.

"Tidak mengandung emas sama sekali. Itu hanya besi titanium kuningan," jelas Made.

Hal ini seiring dari interogasi polisi kepada sang kepada desa. Sudirman mengakui, batangan logam dan kepingan koin itu bukanlah harta karun peninggalan Sukarno.


Barang Titipan

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepada warga di sekitar rumahnya, Sudirman bahkan mengaku mendapatkan harta tersebut lewat wangsit. Faktanya bukan. Kepada polisi dia menyebut besi titanium kuningan hanya koleksi pribadi dan sebagian milik rekannya. 

"Ada beberapa orang yang punya itu barang, dititip di Kades itu untuk dijual ke kolektor. Semua benda itu sekarang disimpan di rumah kades," ucapnya.

Harta karun tersebut terdiri dari dua buah batangan logam berlogo Presiden Sukarno, tiga buah batangan logam dengan logo tulisan London tahun 1818, 27 kepingan koin logo pedang, delapan kepingan koin berlogo garuda, sebuah keris ukuran sedang, dan lima buah batu permata.


Untuk Dongkrak Harga Tanah

Ilustrasi emas harta karun
Ilustrasi emas harta karun (iStock)

Kepada polisi, Sudirman mengaku bahwa cerita ditemukannya harta karun Soekarno di kebunya memang sengaja dikarang demi mendongkrak harga lahan miliknya.

Carannya dengan memviralkannya lewat media sosial.

"Setelah dicek di lapangan ternyata semua cerita yang dikarang dan diviralkan oleh oknum kades yang bersangkutan tidak benar. Benda yang dimaksud hanya kuningan biasa," kata Surahman via telepon, Selasa, 27 November 2019.

Tak hanya itu, cerita terkait awal penemuan emas peninggalan Sukarno di lahannya bersumber dari mimpi dan sempat dikunjungi oleh datuk dari negara Malaysia, lanjut Surahman, juga hanya cerita karangan kades.

Lempengen yang dimaksudnya, ternyata hanya merupakan lempengen titanium berlogo Presiden pertama RI dan bukan merupakan lempengan emas batangan dan koin emas murni.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya