Tak Ada Fit and Proper Test, Cawagub DKI Hanya Akan Ditanya-tanya

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik memastikan tidak ada uji kelayakan publik atau fit and proper test, terhadap dua Cawagub DKI.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 18 Feb 2020, 18:27 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 18:27 WIB
Gedung Balai Kota DKI Jakarta. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman
Gedung Balai Kota DKI Jakarta. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik memastikan tidak ada uji kelayakan publik atau fit and proper test, terhadap dua calon Wakil Gubernur DKI. Untuk menguji kompetensi dua kandidat, kata Taufik, cukup melalui sesi tanya jawab dengan anggota DPRD.

Usai menghadiri rapat pimpinan gabungan di DPRD, Taufik menjelaskan uji kepatutan dan kelayakan berlaku jika kandidat calon lebih dari dua. Sementara, Cawagub DKI hanya Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis.

"Kalau fit and proper itu dulu dari 4 diambil 2, kalau ini, kita uji, uji dirinya calon Wakil Gubernur itu," kata Taufik, Selasa (18/2/2020).

Kendati tidak ada uji publik, Taufik menjamin esensi kualitas Cawagub DKI dapat didapatkan dalam sesi tanya jawab. Menurut politikus Gerindra itu, tidak ada perbedaan besar antara uji publik dan kepatutan, serta sesi tanya jawab.

Taufik memastikan sesi tanya jawab dilakukan secara terbuka dan seluruh warga Jakarta dapat mengetahui materi dialog antara seluruh anggota dewan dengan dua Cawagub DKI.

"Tanya jawab, tanya jawab lah di forum paripurna kan lebih terbuka dari pada dengan sekelompok orang tertutup, ini kita terbuka saja," tandas Taufik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tertutup

Balai Kota DKI Jakarta
Gedung Balai Kota DKI Jakarta (Liputan6.com/ Ika Defianti)

Taufik juga menyatakan pimpinan DPRD sepakat memilih calon Wakil Gubernur DKI secara tertutup. Kesepakatan ini diambil berdasarkan hasil tata tertib cawagub periode DPRD sebelumnya.

"Kita dalam draf yang lama itu tertutup. Saya dan kawan-kawan ada yang minta terbuka," kata Taufik.

Namun, pemilihan tertutup bukan dimaknai proses pemilihan cawagub tidak terbuka untuk publik. Yang dimaksud Taufik tertutup adalah seluruh anggota DPRD menulis nama calon Wakil Gubernur untuk kemudian dimasukan ke dalam kotak.

Proses penulisan nama tersebut, dipastikan Taufik, tetap terbuka untuk publik. Sehingga menurutnya, azas transparansi tetap dijunjung legislatif.

"Ya pemilihannya boleh dilihat, yang dimaksud tertutup itu adalah pemilihannya dengan menuliskan di atas kertas, dimasukin ke kotak, begitu. Kalau terbuka kan misalkan siapa yang milih Riza, berdiri, begitu. Kan itu lebih transparan jadinya," ujar politikus Gerindra tersebut.

Selesai rapimgab, proses selanjutnya adalah rapat Paripurna yang akan dibuka Rabu (19/2) siang, pukul 13.00 WIB.

"Insyaallah, besok jam 13.00 WIB kita rapat paripurna sebagaimana ketentuan harus disahkan lewat paripurna tata tertib itu," tukasnya.

Sebelum rapat paripurna dimulai, Taufik menuturkan bahwa Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi akan bersurat kepada seluruh Ketua Fraksi untuk mengutus satu orang anggotanya menjadi panitia pemilih cawagub. Jika ditotal, berdasarkan jumlah fraksi di DPRD anggota panlih berjumlah 9 orang.

"Panlih itu mulai besok, pimpinan mulai bersurat ke fraksi-fraksi untuk mengutus satu orang menjadi anggota panlih. (Total anggota Panlih) 9 orang," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya