Kemenag: Persiapan Haji 2020 Terus Berjalan

Sesuai Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1441H/2020M, pemberangkatan jemaah haji kloter pertama akan dilaksanakan pada 26 Juni 2020 dan kloter terakhir pada 25 Juli 2020.

oleh Mevi Linawati diperbarui 18 Mar 2020, 15:27 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2020, 15:27 WIB
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid saat membuka seleksi petugas haji non kloter tingkat pusat, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/3/2020). (foto: Dokumentasi Kementerian Agama)
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid saat membuka seleksi petugas haji non kloter tingkat pusat, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/3/2020). (foto: Dokumentasi Kementerian Agama)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mempersiapkan penyelenggaraan ibadah Haji 2020, termasuk penyiapan petugas haji. Pemerintah juga berkomitmen tetap melaksanakan persiapan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

"Rangkaian rekrutmen petugas haji ini sangat penting, di mana semua aspek unit manajemen penyelenggaraan harus berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan," kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid saat membuka seleksi Petugas Haji non Kloter tingkat pusat, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/3/2020) dilansir dari kemenag.go.id.

Sesuai Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1441H/2020M, pemberangkatan jemaah haji kloter pertama akan dilaksanakan pada 26 Juni 2020 dan kloter terakhir pada 25 Juli 2020.

"Pelaksanaan wukuf di Arafah, insyaallah jatuh pada tanggal 30 Juli 2020. Sehingga pemulangan jemaah haji yang pertama akan dilaksanakan 6 Agustus 2020 dan akhir pemulangan 4 September 2020," ungkap Wamenag.

"Dengan demikian, maka petugas haji harus sudah tersedia semuanya (sebelum keberangkatan jemaah)," imbuh Zainut.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar menyampaikan, penyiapan petugas haji mulai dari rekrutmen hingga pelatihan tetap berjalan sesuai RPH.

"Yang pertama, pada 4 Februari 2020, akan dilaksanakan seleksi PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi tingkat kabupaten kota. Dan ini untuk pertama kalinya, dilakukan dengan sistem CAT," kata Nizar.

Selanjutnya, pada 13 Februari 2020 telah dilakukan seleksi PPIH Arab Saudi tingkat Kanwil. "Pada 28 Februari 2020, telah dilaksanakan pelatihan PPIH kloter di 13 embarkasi. Pelatihan berlangsung selama 10 hari," jelas Nizar.

"Hari ini berlangsung seleksi Petugas non Kloter atau PPIH Arab Saudi tingkat pusat. Selanjutnya dari yang lolos seleksi akan melaksanakan pelatihan selama 10 hari, rencananya akan dimulai pada 10 April mendatang," imbuh Nizar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Protokol Pencegahan Covid-19 Diterapkan dalam Seleksi Petugas Haji

Seleksi petugas haji non kloter tingkat pusat, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/3/2020). (foto: Dokumentasi Kementerian Agama)
Seleksi petugas haji non kloter tingkat pusat, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (18/3/2020). (foto: Dokumentasi Kementerian Agama)

Sementara itu, Kementerian Agama tetap melaksanakan tes petugas haji untuk unsur Panitia Penyenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Tes yang akan berlangsung hari ini di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, diikuti sekitar 489 orang peserta. Mereka berasal dari unsur Kemenag, TNI/POLRI, media, dan unsur terkait lainnya. 

"Tes ini terpaksa harus tetap berlangsung, mengingat persiapan Penyelenggaraan Haji harus tetap berjalan, meskipun saat ini kita sedang menghadapi kejadian luar biasa Covid-19. Karena kita tahu, tanggal wukuf yang menjadi puncak ibadah haji tidak bisa diubah. Maka tes ini harus tetap berjalan," jelas Direktur Bina Haji Khoirizi, Rabu (18/3/2020). 

Untuk itu, menurut Khoirizi, pihak panitia menerapkan protokol ketat dalam penyelenggaraan tes yang terdiri dari Computerized Assisted Test (CAT) dan wawancara.

"Pertama, kita akan lakukan tes di dua gedung. Ini supaya jarak antara satu peserta dengan peserta yang lain agak berjauhan, dan menghindari kontak fisik," ujar Khoirizi. 

Sementara tahapan wawancara yang sedianya dilakukan dengan cara tatap muka diubah dengan tes tertulis. 

Selanjutnya, peserta akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki ruangan tes.

"Bagi peserta yang memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, dengan berat hati tidak kami izinkan untuk mengikuti tes," jelas Khoirizi. 

Ia menambahkan, selain menyiapkan petugas kesehatan yang siaga selama tes berlangsung, pihaknya juga menyiapkan fasilitas cuci tangan di setiap sudut tempat penyelenggaraan tes. "Kita siapkan hand sanitizer dan juga sabun cuci tangan, " jelasnya. 

Khoirizi pun meminta kerja sama peserta dalam menjaga kesehatan. "Tahan diri untuk tidak melakukan kontak fisik. Bila telah selesai melaksanakan CAT, silakan langsung ke luar ruangan. Tetap jaga jarak fisik," pesan Khoirizi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya