Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus melakukan pemeriksaan sampel lendir hidung dan tenggorokan atau Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi virus Corona baru. Sudah dilakukan terhadap lebih dari 16.500 spesimen yang diperiksa hingga hari ini, Kamis (9/4/2020).
"Progres yang sudah kita lakukan sampai dengan hari ini, kita sudah melakukan pemeriksaan lebih dari 16.500 spesimen untuk pemeriksaan PCR," kata Jubir Pemerintah Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di kantor BNPB, Kamis (9/4/2020).
Selain itu, sudah ada 300 rumah sakit rujukan untuk pasien Corona di Indonesia. Seluruh rumah sakit tersebut diawasi oleh lebih dari 35.000 dokter dan tersedia 42.000 tempat tidur.
Advertisement
Sedangkan, untuk Alat Pelindung Diri (APD), Yuri menyebut, sudah ada 700.000 APD yang sudah disediakan dan stok yang siap didistribusikan.
Selain kepada para petugas medis, dia pun berterima kasih kepada seluruh relawan yang telah ikut berpartisipasi dalam menangani pandemi Corona
"Lebih dari 300.000 relawan medis, terima kasih sudah lebih dari 18.000 yang mendaftar, baik medis maupun non medis untuk secara bersinergi melaksanakan layanan perawatan bagi penderita COVID-19," ujar Yuri.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Periksa 15.000 Lebih Spesimen
Sehari sebelumnya, pemerintah telah melakukan pemeriksaan sampel lendir hidung dan tenggorokan atau Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap lebih dari 15.000 spesimen untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19.Â
"Sampai dengan hari ini kita sudah melaksanakan pemeriksaan lebih dari 15.000, ketersediaan reagan untuk PCR sudah ada sampai dengan 200.000. Tes PCR kita adalah tes untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah," kata Jubir Pemerintah Penanganan Corona Achmad Yurianto di BNPB, Jakarta, Rabu, 8 April 2020.Â
Yurianto menjelaskan, pemerintah tidak melakukan screening awal dengan metode PCR, tapi dengan rapid test. Untuk memperkuat hasil tes, pemerintah juga melacak riwayat perjalanan dan analisis resiko kontak.
"Kita tidak akan melakukan screening dengan PCR, screening yang kita lakukan adalah screening dengan rapid test. Di samping juga melalui tracing dan analisis risiko kontak yang cukup tinggi," ucap Yuri.
Dia menambahkan, penggunaan cara PCR tidak dilakukan secara acak namun kelanjutan dari rapid test. Dengan begitu, hasil tes virus Corona atau Covid-19 PCR bisa efektif.
Â
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement