Bupati Karawang Sebut Ada Hikmah yang Dipetik Saat Jadi Pasien Corona

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dinyatakan sembuh dari virus Corona atau Covid 19.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2020, 04:07 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2020, 04:07 WIB
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. (Liputan6.com/ Abramena)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dinyatakan sembuh dari virus Corona atau Covid 19. Dalam sebuah diskusi interaktif via daring, Cellica membagikan pengalamannya saat menjadi pasien Covid-19.

Dia mengakui, ada banyak perasaan negatif yang muncul ketika pertama kali mendengar kabar bahwa dirinya positif Corona.

"Manusiawi ketika dinyatakan positif pasti kaget, pasti sedih, bingung. Tapi saya kan harus memberikan contoh yang baik pada semua orang. Jadi saat itu saya harus lebih tegar harus menerima takdir dan ketetapan yang Allah kasih," kata dia, Jumat (17/4/2020).

Dalam perasaan yang campur aduk itu, dia berupaya memberikan semangat kepada anak buahnya yang juga positif Covid-19. Dia bahkan mengontak mereka secara pribadi untuk memberikan penguatan dan motivasi.

"Saya teleponin orangnya satu-satu. Saya kasih semangat mereka supaya mau dirawat. Walaupun berat ya. Jujur perlu waktu. Tidur susah, kepikiran yang macam-macam. Saya sampai nggak mau melihat media," kata dia.

Pada Selasa 24 Maret malam, Bupati Karawang Cellica pun menjalani perawatan di Rumah Sakit. Perawatan dilakukan selama 20 hari sesuai dengan protap yang telah ditetapkan. Dia pun menyampaikan obat-obatan apa saja yang mereka terima selama masa perawatan tersebut.

"Saya Selasa malam berangkat ke RS kurang lebih 20 hari di rumah sakit seperti protap yang diberikan oleh semua pasien Covid-19 kami diberikan yang pasti obat antivirus, terus antibiotik karena dikhawatirkan ada penyebaran kuman-kuman bakteri di paru-paru kami. Juga vitamin C, tapi tahap awalnya dosis tinggi. Kita pakai intra Vena di infus, hari kedua dan seterusnya kami minum vitamin C oral," jelas dia.

Dalam masa perawatan itu lah, Cellica kerap berdiskusi dengan tim medis yang paham soal Covid-19. Dari hasil diskusi tersebut, lanjut dia, ternyata kondisi psikis juga amat berpengaruh dalam menghadapi penyakit yang disebabkan virus SARS-Cov-2 tersebut.

"Saya berdiskusi dengan Prof Renaldi, profesor di RS Persahabatan yang memonitor semua Covid-19 di Indonesia. Dia bilang yang terpenting adalah pola pikir kita berpositif thinking, dan konsumsi vitamin itu bukan vitamin berupa tablet yang baik itu, tapi lebih baik kita mengkonsumsi buah-buahan yang seperti jeruk, pisang, mangga, dan lain sebagainya. dan saya lakukan itu," ujar dia.

"Selama isolasi pun jelas kita konsumsi buah-buahan dan juga medis. Tapi yang terpenting adalah saya menggunakan pendekatan secara vertikal dengan yang Maha Kuasa," imbuh Bupati Karawang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pantau Karawang dari balik ruang perawatan.

Bupati Karawang Jawa Barat Cellica Nurrachadiana
Bupati Karawang Jawa Barat Cellica Nurrachadiana. (Liputan6.com/www.jabarprov.go.id)

Tinggal dalam ruang perawatan tidak berarti tanpa kegiatan yang bermanfaat. Dia mengaku tetap menjalankan tugas sebagai kepala daerah. Dengan bantuan perangkat komunikasi, Cellica tetap berupaya memantau daerahnya dari balik ruang perawatan.

"Di dalam pun ada kegiatan seperti membaca buku bahkan saya masih pimpin rapat via telepon. Karena kondisi saya Alhamdulillah baik sehingga saya tetap memonitor pekerjaan yang ada di Kabupaten Karawang dan saya memonitor satuan Gugus Tugas di Kabupaten Karawang," ujar dia.

Menurut dia, ada banyak hal yang dia ambil dari pengalaman menjadi pasien Covid-19. Ada banyak kegiatan produktif yang memperkaya dirinya sebagai pribadi sepanjang masa perawatan.

"Lebih banyak waktu untuk beribadah, waktu beristirahat karena saya biasanya pergi pagi pulang malam, terus punya waktu untuk tambah ilmu dengan baca buku," terang dia.

Selain itu, momen tersebut, kata dia, menjadi saat untuk mendekatkan diri dengan keluarga. Begitu juga menyambung tali silaturahmi yang lama terputus.

"Sekarang tiap hari vc ayah saya telepon adik saya, anak-anak telepon. Ketika mereka ngomong kapan pulang, itu menjadi semangat itu energi positif yang saya dapatkan dari lingkungan dari orang-orang terdekat. Teman SD telepon, teman SMP yang sudah lama nggak ketemu, telepon semua sahabat lama," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

 Sumber: Merdeka

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya