Gugus Tugas: Lebih Dari 400 Pedagang Pasar Tradisional Terinfeksi Corona

dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, pasar tradisional merupakan tempat yang potensial menjadi tempat penyebaran virus Corona.

oleh Yopi Makdori diperbarui 13 Jun 2020, 16:51 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2020, 16:48 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro dalam konferensi persnya sebagai bagian dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Senin (8/6/2020) (Tangkapan Layar siaran BNPB)
Dokter Reisa Broto Asmoro dalam konferensi persnya sebagai bagian dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Senin (8/6/2020) (Tangkapan Layar siaran BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, pasar tradisional merupakan tempat yang potensial menjadi tempat penyebaran virus Corona. Pasalnya, pasar merupakan tempat bertemunya berbagai macam orang dari segala penjuru yang tak diketahui kondisi kesehatannya.

Hal ini dibuktikan saat ditemukan sebanyak lebih dari 400 pedagang pasar tradisional terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona.

"Lebih dari 400 pedagang pasar di 93 pasar tradisional telah terinfeksi Covid-19. Namun masih ada belasan ribu pasar lainnya yang tidak melaporkan kasus Covid-19," ucap Reisa dalam konferensi pers, Jakarta, Sabtu (13/6/2020).

Oleh karena itu, lanjut dia, pasar mesti mengadaptasi kebiasaan baru agar bisa mencegah penyebaran wabah Corona yang dapat melumpuhkan ekonomi, yakni dengan mempraktikkan protokol kesehatan yang ketat. Ia menyebut sudah ada beberapa pasar tradisional yang memang telah melakukan hal ini, misalnya saja di Yogjakarta.

"Diberlakukan kawasan wajib masker di Pasar. Pasar Bukateja di Purbalingga, Jawa Tengah membatasi lapak para pedagang dengan partisi atau dengan plastik para pedagang pun mengenakan masker dan pelindung wajah atau face shield," ucap Reisa.

Jakarta pun tak mau ketinggalan, kata Reisa sistem pembukaan kios secara bergiliran akan diimplementasikan di Ibu Kota untuk mencegah penyebaran virus Corona. Rencananya mulai 15 Juni 2020 mendatang.

"Sedangkan upaya menjaga jarak di pasar Salatiga dipraktikkan selama beberapa minggu yang lalu," ujar Reisa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Batasi Jumlah Pengunjung

Pasar di Jakarta, lanjut Reisa, juga membatasi jumlah pengunjung yang hendak berbelanja di pasar sejak di tempat parkir. Hal ini agar penjarakkan fisik tetap dilakukan di dalam pasar.

Menurut dia, jika di suatu pasar ditemukan pedagang pasar yang positif Covid-19 saat dilaksanakan tes massal di sana, maka pemerintah daerah akan menutup sementara pasar tersebut. Hal ini agar memberikan waktu bagi dinas kesehatan dan pemerintah daerah untuk melakukan riwayat kontak dari kasus tersebut.

"Dan meningkatkan kembali kebersihan dan kesehatan pasar. Dan tentunya menjadi pelajaran bagi kita, baik pedagang maupun masyarakat untuk menjaga kesehatan pasar secara bersama-sama," tandas Reisa.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya